REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak hanya dengan makan dalam porsi yang cukup dan bergizi seimbang ibu menyusui diminta untuk menghemat energinya. Dokter Annisa Siti Rohima, spesialis anak sekaligus konsultan laktasi, mengatakan dengan cara itu ibu menyusui bisa tetap berpuasa.
Katanya, kurangi aktivitas fisik yang tidak perlu untuk menghemat energi. Jaga suhu lingkungan tetap sejuk untuk mengurangi penguapan air.
Ibu harus tetap menyusui langsung ketika bersama bayi. Ibu bekerja juga harus tetap memerah ASI seperti sebelum berpuasa meskipun mungkin hasil ASI perah menurun.
"Beberapa bayi menjadi rewel sehingga ibu bisa mengatasinya dengan menabung ASI perah sebelum berpuasa," katanya. Dikatakan dokter Annisa, puasa ketika menyusui memang lebih berat karena ibu merasa haus dan lapar setiap kali selesai menyusui atau memerah ASI.
Dokter lusan UGM ini mengungkapkan, para ibu agar tidak memaksakan diri untuk berpuasa jika mengalami lemas, sakit atau kesehatan bayi terganggu. "Ibu menyusui yang merasa kepayahan juga kesulitan berpuasa hingga takut membahayakan kondisi tubuhnya atau bayinya mendapat keringanan untuk tidak berpuasa," kata konselor laktasi di RS Permata Depok itu.
Ibu yang tidak berpuasa bisa mengganti utang berpuasanya di lain kesempatan. Sebab, di antara kemudahan dalam syariat Islam adalah memberi keringanan kepada wanita hamil serta ibu menyusui untuk tidak berpuasa jika tidak mampu.
Para ibu juga dianjurkan berkonsultasi dengan konselor laktasi selama berpuasa. Atau kepada dokternya. Tujuannya agar kesehatan ibu dan bayi terjaga selama berpuasa, dan bayi tetap lancar memperoleh ASI dari ibunya.