REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Sebanyak 385 warga Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang terdampak lahar dingin Gunung Karangetang, masih mengungsi ke sejumlah tempat aman, Ahad (21/6).
"Pak Gubernur Sinyo H Sarundajang telah menugaskan Kepala Dinas Sosial Star Wowor dan Kaban Penanggulangan Bencana Daerah Noldy Liow memantau langsung dampak lahar dingin (lahar hujan), termasuk warga yang saat ini tinggal di pengungsian," kata Kepala Biro Pemerintahan dan Humas Jemmy Kumendong di Manado.
Hasil pemantauan langsung ke lokasi terdampak bencana, kata Kumendong, untuk sementara waktu jalur jalan masih ditutup akibat material lahar hujan yang meluncur deras akibat dipicu hujan deras.
"Pemerintah provinsi mengharapkan warga tidak berada di rumah yang rawan dilalui material vulkanik, menetaplah untuk sementara waktu di pengungsian," ucapnya.
Mantan kepala bagian humas Pemprov Sulut ini menambahkan, sebanyak 385 jiwa yang mengungsi sekarang ini sementara ditampung di tiga tempat.
Di tempat Museum diungsikan sebanyak 301 jiwa, di Gereja Siloam sebanyal 24 jiwa, sementara di Gereja Tampungan mengungsi sebanyak 60 jiwa.
"Di lokasi Kora-Kora sebanyak enam unit rumah yang dihantam awan panas saat letusan beberapa waktu lalu. Mereka telah mengungsi selama satu bulan dan 18 hari," ujarnya.
Sebelumnya, lanjut dia, Pemprov Sulut melalui dinas sosial dan badan penanggulangan bencana telah memberi bantuan bagi warga terdampak letusan Gunung Karangetang.