REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Abdel Fattah As-Sisi pada Ahad (21/6) menunjuk duta besar baru untuk Israel buat pertama kali sejak 2012, demikian laporan kantor berita resmi Mesir, MENA.
As-Sisi menunjuk diplomat Hazem Khairat sebagai Duta Besar baru untuk Tel Aviv guna menggantikan pendulunya Atef Salem, yang Mesir tarik pada akhir 2012 akibat serangan mematikan Israel ke Wilayah Palestina, Jalur Gaza. Sementara itu, Salem ditunjuk sebagai Duta Besar AS untuk Kuba.
Penunjukan tersebut dilakukan dalam perombakan besar diplomatik yang disetujui oleh As-Sisi pada Ahad (21/6), termasuk penunjukan Yasser Reda sebagai Duta Besar baru untuk Washington, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Badr Abdel-Atty sebagai Duta Besar baru untuk Berlin, diplomat Alaa Youssef Hassan sebagai Konsul Jenderal di London.
Perombakan itu juga meliputi Nasser Hamdy sebagai Duta Besar baru untuk Arab Saudi, Wael Gad untuk Uni Emirat Arab, Yasser Atef untuk Kuwait, Abu Bakr Hefni untuk Ethiopia, Hatem Seih-an-Nasr untuk Vatikan, Mahi Abdel-Matif untuk Norwegia.
Walaupun Mesir dan Israel memandang Hamas sebagai ancaman, namun Kairo telah menjadi perantara penting dalam mencapai kesepakatan gencatan antara Israel dan Hamas pada Agustus 2014, demikian laporan Xinhua.
Gencatan senjata yang diperantarai oleh As-Sisi dilancarkan setelah agresi militer Israel selama 50 hari ke daerah kantung tersebut. Hampir 2.200 orang Palestina, kebanyakan warga sipil, tewas akibat agresi militer Israel itu, sementara serangan oleh pejuang Gaza menewaskan 73 orang Yahudi, kebanyakan tentara.
Satu pengadilan Mesir secara terpisah telah memasukkan Hamas dan sayap bersenjatanya, Brigade Al-Qassam, ke dalam daftar kelompok teroris. Namun satu pengadilan lain membatalkan putusan mengenai Hamas tersebut pada awal Juni, putusan yang disambut baik oleh gerakan Palestina yang berpengaruh itu.