REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Kegembiraan yang mendalam di hati Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir) saat mengetahui mereka resmi telah memiliki dua sahah (sebutan markas pendidikan nonformal di Mesir),untuk mahasiswa dan mahasiswi. “Sahah tersebut terletak tidak jauh dari Masjid al-Azhar, kompleks kampus Darrasah Kairo,” kata Ketua Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Agususanto melalui surat elektronik dari Kairo, Mesir, Senin (22/6).
Ia menambahkan, sahah yang berada di bawah naungan Wakil Rektor al-Azhar Dr Muhammad Mahmud Abu Hasyim ini diberikan berkat silaturahim PPMI Mesir kepada salah satu keturunan langsung dari Syekh Daqiq al-Ied, yakni Syekh Muhammad Khatib al-Qinawy bersama sesepuh Masisir yang sangat perhatian dengan dunia keazharan.
Pada awalnya, kata Agus, Syekh Khatib memberikan kuasa guna kepada Masisir atas sebuah flat di belakang masjid Sayyidina Husein. “Kemudian, berkat Syekh Ahmad Najm yang menjadi teman dekat Syekh Muhammad Khatib, dan komunikasi Presiden PPMI Agususanto, Chairul Anwar, dan beberapa muhsinin (donatur), Alhamdulillah Syekh Khatib memberikan hak guna sebuah flat di belakang Masjid al-Azhar untuk kegiatan keilmuan,” tuturnya.
Agususanto mengungkapkan, Indonesia merupakan negara pertama yang diberikan langsung kepercayaan untuk mengelola saha khusus untuk Wafidin (warga asing).
Dirasa kurang nyaman karena flat harus dibagi dua untuk kegiatan mahasiswa dan mahasiswi, akhirnya seorang muhsinin (donator) asal Arab Saudi melalui perantara Wakil Rektor memberikan satu flat lagi khusus untuk mahasiswa, sementara flat yang pertama khusus untuk mahasiswi.
“Dua sahah ini mulai tanggal 1 Ramadhan telah digunakan untuk aktifitas keilmuan; tahfidz al-Quran, kegiatan belajar mengajar dan majelis shalawat Rasulullah,” kata Agus.
Dan nantinya, Masisir dipersilahkan untuk singgah jika kemalaman talaqqi, atau sekedar melepas lelah. “Sahah ini terbuka untuk para Masisie, karena sahah ini diperuntukkan untuk kita semua,” ujar Agus.
Ia berharap, meskipun sahah ini tidak berada di bawah naungan PPMI, presiden-presiden PPMI selanjutnya akan menjaga hubungan baik dengan Syekh Muhammad Abu Hasyim, Syekh Muhammad Khatib, dan Syekh Ahmad Najm.