Ramadhan Ketiga Pengungsi Suriah di Kamp Suleyman

Rep: c07/ Red: Agung Sasongko

Senin 22 Jun 2015 15:26 WIB

Ribuan pengungsi Suriah lari ke Turki. Foto: UNHCR Ribuan pengungsi Suriah lari ke Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Ribuan pengungsi Suriah dengan sukacita menyambut bulan Ramadhan. Mereka begitu merindukan suasana damai utamanya ketika memasuki bulan suci Ramadhan.

Seorang pengungsi dari Suriah, Sevsen Cerat (35 Tahun) mengatakan, selama di pengungsian ia merindukan menikmati makan malam berbuka puasa bersama keluarganya di Suriah. "Biasanya, kami makan bersama dalam satu meja, rumah ibu saya akan dijadikan tempat berbuka puasa di hari pertama," kata Cerat, sembari mengingat kenangan tersebut.

Sambil meneteskan air matanya, ia menceritakan saat ini ia hidup di pengungsian tidak bersama ibu, saudara dan suaminya. Perempuan paruh baya itu mengaku sangat sedih setelah dirinya dipaksa meninggalkan rumahnya di Suriah dan ikut bergabung dengan jutaan pengungsi di Turki.

Pada tahun 2012, ia bersama keempat anaknya melarikan diri dari ibukota Suriah di Damaskus. Tahun ini adalah Ramadhan ketiganya di pengungsian Suleyman Shah.

Halsa Tallah (53) pengungsi lainnya, sudah melewati tiga Ramdhan di Turki, ia tidak memungkiri rindu dengan suasana puasa di negaranya.  "Hal yang pasti dirindukan adalah berada di Tanah Air kita dan di rumah kita selama bulan Ramadhan," kata dia.

Namun, sambung dia, saat ini ia bersyukur kepada Tuhan karena bisa menghabiskan Ramadhan yang damai di Turki. "Di Suriah, saudara saya tewas dalam pemboman di Deir ez-Zor. Anak keponakan saya dan adik juga tewas. Hal ini tidak mungkin untuk menghapusnya dari ingatan kami dengan mudah," ucapnya.

Pengungsi lainnya, Halil al-Muslim mengatakan merasa cukup baik bisa berada di Turki pada Ramadhan kali ini setelah pada tahun lalu  melarikan diri Suriah Deir ez-Zor."Saya merasa lebih baik dari hari-hari saya hidup melalui selama empat tahun terakhir di Suriah," ungkapnya.

Kamp Suleyman Shah  adalah salah satu pusat terbesar dan lengkap dibuka untuk Suriah di Turki. Tempat tersebut menampung  hampir 30 ribu orang dari hampir setiap kota di Suriah dan berfungsi sebagai kabupaten yang nyata.

Ada sekolah dasar dan menengah, di mana total 8.000 siswa dapat belajar, serta TK yang bisa menampung sampai 1.200 anak. Terdapat pula 20 masjid kecil  di mana memperkerjakan 100 karyawan, 40 diantaranya merupakan perempuan.

Adapula kompleks rumah sakit mobile yang menawarkan kapasitas 50 tempat tidur. Selain itu terdapat fasilitas rekreasi, di mana menampilkan pertunjukan teater, pameran, organisasi pernikahan dan kegiatan olahraga yang diadakan.

Ada juga enam supermarket dan area bazaar di mana beberapa penjaja Suriah menjual gurun, dapur, parfum dan roti tradisional di jalan-jalan. Lainnya menjalankan toko kelontong, yang mereka didirikan di bagian tenda mereka.

Kota tenda juga memiliki total 54 kendaraan, termasuk ambulans, truk pemadam kebakaran dan traktor, tersedia. Ada 25 kamp tuan Suriah di Turki, 6 di antaranya adalah wadah kota. Sisanya 19 adalah kota tenda.

Turki berbatasan 900-kilometer dengan Suriah dan telah menampung lebih dari 1,7 juta orang Suriah. Menurut data pemerintah, negara telah menghabiskan lebih dari  6 milyar dollar AS sejauh untuk pengungsi sementara bantuan masyarakat internasional telah mencapai 300 juta dollar AS.

Perang saudara yang menghancurkan di Suriah, yang dimulai pada bulan Maret 2011, telah merenggut lebih dari 211 ribu jiwa sejauh ini dan tampaknya tidak memiliki akhir yang terlihat.

 

Terpopuler