REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan tim transisi tetap menghormati putusan sela PTUN yang menunda sementara Surat Keputusan (SK) pembekuan sehingga Tim Transisi harus berhenti bekerja.
"Tim Transisi itu sifatnya internal, dari awal kan sudah saya sampaikan Tim Transisi tidak melakukan 'action' yang sifatnya eksternal baru internal saja," kata Gatot di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (22/6).
Ia menyatakan, Tim Transisi saat ini hanya bekerja sebatas koordinasi internal di Kemenpora, namun apabila ada koordinasi eksternal itu sifatnya hanya terbatas saja.
"Ini memang menjadi kesulitan bagi rekan-rekan media pada saat menanyakan ke saya bagaimana persiapan, misalnya, turnamen Piala Kemerdekaan dan lain-lain karena sampai saat ini Tim Transisi tetap harus menghormati putusan sela PTUN," kata Gatot yang juga menjabat sebagai Kepala Komunikasi Publik Kemenpora itu.
Sebelumnya, PSSI bersama dengan pihak Mahaka Sports sebagai promotor siap mengadakan turnamen Piala Presiden. Rencananya, turnamen tersebut akan dilaksanakan seusai Idul Fitri. Mahaka Sports dan PSSI memastikan bahwa turnamen ini tidak ada campur tangan Tim Transisi.
Turnamen dibentuk atas inisiatif sendiri, mulai dari pencarian dana, sponsor, partner hingga televisi yang akan menayangkan siaran langsung. "Ya, untuk nanti gelaran turnamen Piala Presiden yang dilakukan oleh Mahaka sebagai promotor, itu tidak ada campur tangan Tim Transisi atau pihak Kemenpora. Mereka sudah mengatakan kepada kami bahwa itu murni merupakan ide dan inisiatif mereka sendiri," ujar Sekjen PSSI Azwan Karim seperti dilansir tim media PSSI di Jakarta, Rabu (17/6).
Menurut Azwan, pihak Mahaka Sports mencari dana, sponsor, partner hingga siaran langsung televisi sendiri. "Kami hanya menyediakan perangkat pertandingan dan memfasilitasi klub ISL untuk bisa ikut serta di turnamen tersebut," tuturnya.