Selasa 23 Jun 2015 09:36 WIB

Ini Alasan Taliban Serang Parlemen Afghanistan Pakai Bom

Rep: C32/ Red: Erik Purnama Putra
Kelompok Taliban.
Foto: Reuters
Kelompok Taliban.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Serangan bom bunuh diri dan diikuti enam pria bersenjata menyerbu parlemen Afghanistan, sebagai bentuk protes Taliban terhadap pertemuan parlemen yang mempertimbangkan menteri pertahanan baru.

Dilansir dari Telegrapindia, Selasa (23/6), juru bicara polisi Kabul, Ebadullah Karimi mengatakan, serangan awal terjadi saat pesawat tempur Taliban meledakan mobil dengan bahan peledak di luarr gerbang parlenen.

Terkait dengan itu, banyak pertanyaan mengenai bagaimana pengemudi tersebut bisa berhasil melewati beberapa pos pemeriksaaan keamanan. Sebab, ada enam orang bersenjata yang berjaga di sebuah gedung dekat parlemen.

Menurut informasi, sebelum kejadian bom bunuh diri tersebut tidak ada yang pernah melanggar gerbang kompleks tersebut. Akibatnya, enam pasukan keamanan tewas setelah baku tembak yang berlangsung hampir dua jam.

Selain itu, menurut Kepala polisi Kabul, Abdul Rahman Rahimi mengatakan semua anggota parlemen selamat. Sesuai pantauan televisi, para legislator keninggalkan gedung tanpa panik saat asap masih terlihat pekat.

Namun, menurut Rahimi telah dilaporkan seorang wanita tewas dan sekitar 30 warga sipil terluka. Ia menambahkan, para penyerang melakukan serangan bersenjata, senapan serbu, dan granat roket.

Dia juga menjelaskan, beberapa pengawal anggota parlemen juga dipecat secara sporadik selama serangan berlangsung. Untuk itu pihak kelopisian kini sedang menyelidiki bagaimana bisa serangan tersebut bisa dekat dengan parlemen.

Dalam kejadian bom bunuh diri tersebut, juru bicara Taliban Zahibullah Mujahid mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. "Kami telah meluncurkan serangan terhadap parlemen karena ada pertemuan penting untuk memperkenalkan menteri pertahanan negara itu," kata Mujahid melalui telepon, mengacu pada Stanikzai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement