Selasa 23 Jun 2015 10:10 WIB

Demonstrasi Besar di Roma Tolak LGBT dan Pernikahan Sesama Jenis

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
parade gay di Israel
Foto: AP
parade gay di Israel

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Sekitar 500 ribu orang berkumpul di piazza depan Katedral Saint John Lateran, Roma pada Sabtu lalu memprotes ideologi gender dan program LGBT di sekolah-sekolah. Kelompok ini menekankan hakikat pernikahan sebagai tempat bersatunya sepasang laki-laki dan perempuan.

“Dengan acara ini, kami meminta penghormatan dan perlindungan bagi keluarga yang  berlandaskan perkawinan sekaligus menegaskan kembali peran sentral orang tua,” kata Massimo Gandolfini, seorang ahli bedah saraf sekaligus juru bicara gerakan “Defend Our Children”, dilansir dari muslimvillage.com, Selasa (23/6).

Ia menambahkan, mereka menolak tegas upaya penyusupan proyek LGBT ke sekolah-sekolah yang bertujuan mendekonstruksi identitas seksual anak-anak. Aksi ini awalnya tidak menarik perhatian media, tetapi sukses besar telah membuatnya menduduki halaman depan semua harian Italia pada Ahad.

Sekitar seratus anggota Parlemen Italia tampak hadir. Umat Katolik juga tampak di antara para pengunjuk rasa, termasuk sejumlah pastor dan suster. Uskup Agung Vincenzo Paglia, presiden Dewan Kepausan Vatikan untuk Keluarga, menyampaikan pidato khusus untuk acara tersebut.

Tidak hanya itu, aksi ini juga diikuti oleh perwakilan dari berbagai agama, di antaranya delegasi dari Evangelical Alliance dan imam kepala Masjid Centocelle di Roma. Kepala Rabbi Roma tidak hadir, namun mengirimkan pesan berisi dukungan yang dibacakan pada acara tersebut. Sebuah surat dukungan juga dibacakan dari Agapo, sebuah asosiasi orang tua dan teman dari kaum homoseksual.

Awal pekan lalu, keluarga-keluarga di Trieste, wilayah utara Italia, mengeluhkan sebuah program sekolah dasar yang di antaranya mengajarkan cross-dressing kepada anak-anak. Ini diklaim untuk membantu anak-anak mengatasi stereotype gender. Orang tua juga memprotes program pendidikan seks yang agresif bagi siswa TK, misalnya dengan cara saling menyentuh lawan jenis.

Salah satu program LGBT yang lain, diadakan dalam bentuk pertunjukan teater dua waria, pemutaran film tentang “homophobic bullying”, serta mempertanyakan para siswa apakah benar-benar yakin kalau orang tua mereka heteroseksual.

Alfredo Mantovano, seorang hakim dan mantan Wakil Menteri Dalam Negeri memimpin banyak orang untuk tegas menolak adopsi anak-anak oleh pasangan homoseksual. “Menyakiti keluarga berarti menyakiti Italia, dan selama beberapa waktu keluarga telah diserang,” katanya.

“Hati-hati dengan hukum. Ideologi gender ingin meyakinkan Anda bahwa peran laki-laki dan perempuan dipertukarkan,” kata mantan anggota parlemen Mario Adinolfi, seraya mengingatkan keberadaan rancangan undang-undang yang ingin melegalkan penyewaan rahim.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement