REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komikus Beng Rahadian mengatakan, komik merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia. "Komik itu karya yang berharga. Bukan hanya dicetak lalu habis dijual di toko buku," kata Beng, dalam jumpa pers '28 Tahun Bikin Komik-Kartun di Cikini (Bikini)' di IKJ, Senin (22/6) sore.
Komik itu, kata dia, harus dilestarikan agar tidak hilang. Komik juga jangan hanya berhenti di lemari. "Jangan pernah merasa komik Indonesia ketinggalan dari komik-komik luar negeri. Kalau merasa ketinggalan berarti buta sejarah komik sebab komik sudah diciptakan sejak dulu di Indonesia," ujar Beng.
Menurut dia, sekarang sudah ada perkembangan baru di dunia komik. "Komik itu bukan publishing center lagi tapi artist center sehingga pembuat komik tidak bergantung lagi pada penjualan buku."
Beng menyatakan, komikus sering membuat karya-karyanya lalu ditawarkan secara online. Banyak perusahaan yang mau membeli komik mereka dan mereka bisa hidup bahkan travelling ke luar negeri untuk ikut pameran komik.
Di tempat yang sama, budayawan Arswendo Atmowiloto mengatakan, komik itu sudah ada di Indonesia sejak lama. "Ada komik Petruk dan Gareng, komik wayang yang hanya ada di Indonesia, di tempat lain tidak ada."
Komik merupakan karya anak bangsa yang perlu dilestarikan. Komik juga perlu dikembangkan menjadi film.