REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych berterima kasih kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang telah menyelamatkan nyawa saya ketika unjuk rasa berdarah berujung kudeta.
Yanukovych, yang saat ini berada dalam pengasingan di Rusia, mengatakan kepada BBC bahwa dirinya ingin kembali ke Ukraina suatu hari nanti sembari menyalahkan kondisi negeri itu akibat para demonstran yang menduduki Maidan Square, di Kiev, titik pusat perlawanan terhadap kekuasaannya dahulu.
Selang beberapa bulan setelah aksi unjuk rasa berdarah yang merenggut lebih dari 100 orang, pemerintahan pun akhirnya tumbang. Yanukovych lari ke Rusia pada 23 Februari 2014 dengan bantuan tentara Pemerintah Moskow.
"Fakta bahwa Vladimir Putin mengambil keputusan itu, berdasarkan rekomendasi pasukan khususnya, adalah hak dan urusan dia," ujar presiden yang diturunkan paksa itu dalam sebuah wawancara BBC Newsnight pada Senin (23/6).
"Saya tentu sangat berterima kasih kepadanya untuk mengeluarkan perintah dan membantu saya keluar selamat, serta menyelamatkan nyawa saya," tambahnya.
Mantan penguasa Ukraina itu menuding lawan-lawan politiknya melakukan kudeta militer dengan mengatakan, bahwa mereka yang mengoyak negeri. Mereka juga yang membuat konflik ini menjadi perhatian seluruh dunia.
Para separatis di Ukraina timur telah menyulut peperangan yang mendesak kemerdekaan dari pemerintah pro-Barat Kiev yang baru terbentuk pada Maret 2014 silam. Upaya memerdekakan diri itu telah menelan hampir 6.500 nyawa dan sekitar satu juta orang lainnya terpaksa menjadi pengungsi.
Yanukovych berkeras bahwa dia tidak memerintahkan penggunaan senjata api saat menghadapi para demonstran, tapi dia mengaku banyak hal yang bisa dia lakukan untuk mencegah jatuhnya banyak korban tewas.
Dalam sebuah sesi wawancara lain, ia membela kenyataan tentang rumahnya yang mewah, yang gerbang-gerbangnya dibiarkan terbuka setelah dirinya kabur ke Rusia, sembari menyebutkan bahwa burung unta yang beranak-pinak di kebun binatang rumahnya kebetulan saja berada di sana. Para pejabat Ukraina menuduh Yanukovych korupsi jutaan dolar.