REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan, persatuan dan kesatuan dalam Islam mestinya tidak dipaksakan. Tetapi kenyataannya, persatuan dan kesatuan umat Islam terkesan dipaksakan.
Pria kelahiran Sumatra Barat itu pun mengungkapkan kecemasannya, lantaran terjadi pemaksaan. Sementara Islam memberi kemungkinan umatnya untuk beraneka ragam.
“Contoh konkrit dalam segi budaya, coba lihat masjid di Jawa dengan masjid di Timur tengah sama atau tidak arsitekturnya? Beda kan? Itu karena yang ada dalam kepala orang Jawa dengan isi kepala orang Timur Tengah nggak sama,” kata Anwar Abbas kepada Republika, Selasa (23/6).
Anwar berharap umat Muslim tidak terlalu mempermasalahkan setiap perbedaan yang ada selama itu berdasar pada ajaran agama Islam yang benar. Selain itu, harus ada juga pemahaman yang dimiliki setiap umat Muslim dalam menghadapi perbedaan tersebut.
“Pemahaman itulah yang disebut persatuan dan kesatuan. Makanya, selama perbedaan itu tidak melanggar Alquran dan Assunnah, maka itu dibenarkan,” jelas Anwar Abbas menambahkan.