REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Betawi ternyata mampu mengkreasikan kanvas dan cat menjadi lukisan bernilai seni tinggi di mata dunia. Meski belum banyak terdengar, seni lukis Betawi faktanya sudah lama diakui dunia meski eksistensinya sulit berkembang di negeri sendiri.
Maestro sekaligus pelopor lukisan Betawi, Sarnadi Adam mengatakan, Eropa sangat menyukai lukisan Betawi. Hal itu dibuktikan melalui banyaknya undangan festival lukis yang mengajaknya untuk memamerkan lukisan Betawi di negara-negara Eropa.
“Belanda, Prancis, dan terakhir saya dari Swedia kemarin Negara seperti Amerika dan Argentina juga pernah jadi lokasi pameran lukisan Betawi, mereka semua kagum dengan keotentikan lukisan Betawi,” kata Sarnadi saat berbincang dengan ROL di Jakarta Selasa (23/6).
Sarnadi berujar, bahkan di Belanda ia sudah memiliki markas tetap untuk memamerkan hasil karya lukisannya ini. Dia mengatakan, di Kota Den Haag, Belanda, setidaknya dua tahun sekali pameran lukisan Betawi selalu rutin diadakan. Menurutnya, kecintaan apresiator sini di Belanda kepada seni lukis Betawi dikarenakan adanya ikatan emosional.
“Saya melihat kedekatan betawi dengan Belanda yang hampir 350 tahun terjalin membuat orang-orang di sana seperti melepas rindu setiap kali melihat lukisan Betawi,” kata dia.
Pria 58 tahun ini menambahkan, kecintaan negara-negara Eropa kepada lukisan Betawi tak lepas karena nilai seni di dalam lukisannya. Dia berujar, objek-objek dalam lukisan Betawi yang fokus pada keseninan lokal menjadi daya tarik tersendiri.
“Orang Eropa bisa melihat lukisan sekaligus visualisasi kesenian rakyat yang ada di Indonesia, jadilah mereka suka,” pelukis yang telah aktif di dunia seni sejak 1982 ini.