REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Institut Pembangunan dan Demokrasi Indonesia, Arif Susanto mengatakan masa depan dari demokrasi di ASEAN bergantung pada kepemimpinan Indonesia. Arif mengatakan Indonesia seharusnya mampu untuk berperan memperkembangkan nilai-nilai demokrasi yang muncul dari diri sendiri, seperti gotong royong dan permusyawaratan, untuk kemudian disesuaikan dengan Piagam ASEAN.
"Indonesia harus menjadi pemimpin yang sesungguhnya dengan mempromosikan nilai-nilai demokrasi milik kita," ucapnya dalam sebuah diskusi publik bertajuk "The Future of Democracy in ASEAN", Selasa (24/6).
Kepala Yayasan Pusat Studi China (Centre for Chinese Studies Foundation) Rene Pattiradjawane mengatakan ketika berbicara demokrasi di ASEAN, keberadaan Indonesia terlalu penting untuk dikesampingkan. "Demokrasi biarlah tumbuh sesuai dengan nuansanya. Menyampaikan gagasan dan pendapat adalah hal yang harus dikembangkan, terutama dari kaum muda," katanya menjelaskan mengenai proyeksi demokrasi di ASEAN.
Menurut Rene, anak-anak muda adalah kelompok yang harus lebih terbiasa untuk menyampaikan pendapat tanpa harus menghina untuk persoalan-persoalan yang terjadi di kawasan. Apalagi dengan adanya sosial media. Sosial media semakin memudahkan masyarakat Indonesia untuk masuk ke persoalan-persoalan demokrasi.