REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MUI Bidang Kerukunan Beragama, Slamet Effendy Yusuf menjelaskan, persatuan umat bisa tercapai asalkan di antara kelompok umat Islam tidak ada lagi yang merasa benar sendiri. Segala sesuatu yang berkaitan dengan interpretasi agama atau cara mengamalkan Islam, mungkin saja terjadi perbedaan.
Tapi, lanjut Kiai Slamet, tetap ada pokok-pokok Islam yang menyatukan semua aliran tersebut. “Nabi sudah menyebutkan kelak umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan. Umat harus menyadari bahwa keberbedaan itu sesuatu yang natural. Sudah diramalkan oleh Nabi,” ujar Ketua PBNU ini.
Ia menyarankan, dalam melihat keberagaman biasakan mencari kesamaan, bukan perbedaan. Dengan begitu, sikap toleran akan terbangun di antara sesama umat Islam.
Menurutnya, jika umat bisa menerima perbedaan dengan Kristen, Katolik, Budha, atau agama-agama lain, seyogyanya umat juga bisa menerima perbedaan di tubuh umat Islam. Jangan mudah membidahkan atau mengkafirkan orang yang tidak sependapat dengan kelompoknya. Misalnya, lantaran kelompok itu mengamalkan suatu budaya tertentu, seperti maulidan, diba’an, atau barzanji.