REPUBLIKA.CO.ID, Menjaga kesehatan saat puasa penting sifatnya, termasuk kesehatan anak-anak. Untuk menjaga kesehatan orang tua maupun anak, kebutuhan nutrisinya harus terpenuhi dengan baik.
Menurut Dokter spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr dr Fiastuti Witjaksono, MSc MS SpGK, saat puasa atau tidak, kebutuhan kalori yang dibutuhkan tubuh jumlahnya sama. Komposisi makanan yang dibutuhkan juga sama dengan tidak berpuasa. Yang berubah hanya jadwal makan dan porsi. Ada tiga waktu makan saat puasa yaitu saat sahur, buka dan setelah tarawih.
Saat puasa selain karbohidrat, protein dan lemak, tubuh juga membutuhkan buah dan sayur serta air. Karena itulah, Fiastuti menjelaskan salah satu prinsip terpenting yang harus diperhatikan oleh para orang tua adalah melengkapi makanan anak dengan sayur dan buah, baik saat sahur maupun berbuka puasa. Ia juga menyarankan agar mengurangi makanan berlemak dan makanan manis yang seringkali disuguhi untuk anak. “Ganti manis dari makanan atau minuman yang berlebihan, dengan buah,” ujarnya dalam acara buka puasa bersama “Awali Puasa dengan Kiwi”, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Nah, agar tidak salah pilih, ia menyarankan agar buah yang dipilih sebaiknya adalah buah yang kaya serat karena serat dapat membantu agar anak merasa kenyang lebih lama dan tetap menjaga kesehatan saluran pencernaannya. Selain itu, ia menyarankan agar memilih buah yang memiliki indeks glisemik rendah.
“Proses pencernaan yang optimal menjaga saluran cerna tetap sehat. Akan membantu menjaga kadar glukosa darah lebih stabil sehingga membantu rasa kenyang bertahan lebih lama,” ujarnya.
Pilih juga buah yang bervitamin tinggi dan bernutrisi tinggi supaya kebutuhan vitamin hariannya tercukupi. Tinggi vitamin C sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Kebutuhan vitamin C anak dari lahir sampai usia 18 tahun, kebutuhan vitamin C bervariasi, sekitar 15 mg sampai 75 mg. Sedangkan kebutuhan buah anak sekitar satu sampai tiga mangkok. “Dengan puasa sehat, anak dapat terhindar dari potensi obesitas,” ujarnya.
Salah satu buah yang kaya akan serat yang sangat baik dikonsumsi anak pada saat bulan puasa adalah buah kiwi. Dari seluruh varian buah kiwi, buah Kiwi hijau memiliki kandungan serat yang paling tinggi yakni sebanyak 3 gram per 100 gram.
“Buah Kiwi juga telah lama diketahui memiliki efek melunakkan daging karena mengandung enzim actinidin. Dengan serat yang tinggi ini, dapat membantu agar anak tidak mudah lapar dan dapat menjalankan puasa penuh,” tambah Chief Representative Zespri International Limited untuk Indonesia, Deviana Nugraeni.
Sedangkan buah kiwi Gold tak kalah baiknya. Buah ini sangat kaya nutrisi dengan vitamin C 3 kali jeruk dan nutrisi 10 kali apel. Kiwi Gold juga memiliki angka kecukupan nutrisi 18,7 per 100 gram penyajian.
Vitamin C yang tinggi meningkatkan sistem imun dan mencegah berbagai penyakit agar anak tetap sehat dan fit selama bulan puasa dan saat Lebaran tiba.
Riset yang dilakukan oleh University of Otago juga menemukan bahwa mengonsumsi varian buah kiwi Gold sebanyak dua buah per hari dapat mengurangi mood yang buruk, mengurangi kelelahan dan depresi, dan dapat menaikkan semangat. Kelompok yang mengonsumsi kiwi Gold yang kaya akan vitamin C sebanyak dua buah per hari mengalami penurunan Total Mood Disturbance (TMD) atau gangguan suasana hati, kelelahan berkurang sebanyak 38 persen, depresi berkurang sebanyak 34 persen, dan semangat naik sebanyak 31 persen.
Oleh karena itu, dengan konsumsi makanan yang padat nutrisi dan kaya vitamin C, mood dan energi seluruh anggota keluarga, termasuk si buah hati bisa terjaga selama puasa di hari Lebaran yang fitri. Ini untuk menghindari agar anak tidak uring-uringan dalam menjalankan puasa.