REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Tersangka kasus bom Boston, Dzhokhar Tsarnaev meminta maaf pada para korban dan keluarganya, Rabu (24/6). Ia meminta maaf di pengadilan pasca penjatuhan hukuman mati.
"Saya minta maaf untuk nyawa yang telah saya ambil, untuk penderitaan yang saya perbuat," kata dia, dikutip BBC. Sebelumnya, para korban mengecam aksi Tsarnaev dan kakaknya, menyebut tindakan mereka sebagai tindakan pengecut.
Tsarnaev dan kakaknya membawa bom saat acara maraton Boston pada 2013. Ledakan bom menewaskan empat orang dan melukai 264 orang lainnya.
Kakak Tsarnaev tewas dan ia dijatuhi hukuman mati pada bulan lalu. Namun, putusan resmi hukuman resmi baru dikeluarkan Rabu (24/6).
Pasca pembacaan putusan, salah satu korban Lynne Julia mengatakan permintaan maaf Tsarnaev hampa dan tidak tulus.
"Saya menyesal mendengarkan perkataannya, ia tidak menunjukan penyesalan," kata dia.
Korban lainnya, Henry Borgard, mengaku memaafkan pria 21 tahun itu.
"Mendengar ia minta maaf sudah cukup untuk saya, saya harap itu tulus," kata Borgard.
Sebagian besar korban bom datang ke pengadilan dengan luka di kaki atau satu kaki hilang. 17 orang korban yang kehilangan kakinya datang di pengadilan.
Ayah salah satu korban tewas, Martin Richard mengatakan seharusnya Tsarnaev menghentikan kakaknya.
"Tapi ia memilih kebencian, ia pilih kehancuran dan kematian," ucapnya.