REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Israel membatalkan akses ratusan warga Gaza untuk memasuki Yerusalem dan berdoa di Masjid Al Aqsa selama bulan Ramadhan. Salah satu pejabat pada Rabu (24/6) kemarin mengatakan, larangan ini diambil menyusul adanya serangan roket dari Gaza.
Dilansir dari Boston Globe, Kamis (25/6), langkah ini merupakan upaya terbaru Israel untuk membatalkan pergerakan yang memudahkan kelompok-kelompok Islam untuk merebut wilayah yang telah dikuasai Israel selama bulan suci Ramadhan.
Badan militer Israel yang menangani urusan sipil Palestina mengatakan bahwa mereka telah membuat keputusan itu setelah roket ditembakkan ke Israel dari Gaza pada Selasa (23/6) malam. Hal ini dinilai melanggar gencatan senjata yang diberlakukan setelah perang antara Hamas dan Israel musim panas lalu.
Sebelumnya, Israel telah mengizinkan ratusan warga Palestina dari Gaza untuk beribadah di kompleks Al Aqsa setiap hari Kamis dan Jumat selama Ramadhan, yang dimulai pekan lalu.
Israel telah membatasi akses keluar masuk dari Gaza sejak Hamas memenangkan Pemilu pada tahun 2006. Sebagian besar warga Palestina di Tepi Barat harus mengajukan permohonan izin untuk memasuki daerah yang dikuasai Israel, kecuali untuk warga lama, yang dapat bergerak bebas.
Sebuah kelompok ekstremis yang berafiliasi kepada ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan roket itu, namun para pejabat Israel terus meminta Hamas bertanggung jawab atas tindakan itu di Gaza.