REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Para ulama dan pejabat di Arab Saudi sepakat untuk melawan pihak-pihak yang mengatasnamakan Islam untuk berbuat hal-hal yang merugikan umat.
"Kami bertujuan untuk memperkuat referensi moderasi agama dan keseimbangan dalam era ini. Hasutan, kepentingan pribadi, sektarianisme dan terorisme telah meningkat, " kata Ketua Otoritas Umum Urusan Islam dan Wakaf Arab Saudi Dr Mohammed Al Kaabi, dilansir Arabnews, Kamis (25/6).
Kesepakatan yang dicapai adalah mengembalikan pentingnya dialog agama dan penyebaran keamanan. Tujuannya, jelas Al Kaabi, mempertahankan identitas dan loyalitas kepada penguasa.
"Kelompok-kelompok ekstremis telah membajak agama dan menyerukan umat Islam, untuk memberontak terhadap penguasa mereka dan mengeluarkan fatwa untuk mengebom, dan takfir," terangnya.
Mufti Agung Bosnia dan Herzegovina Mustafa Ceric menyarankan jika agar penguasa Arab Saudi harus menyediakan kesepakatan dan aturan untuk fokus memantau dan mengamati apa yang sedang terjadi di dunia.
"Kita tidak boleh tidur, kita harus tetap waspada. Ulama tidak hanya harus berbicara satu sama lain, tetapi juga untuk orang-orang yang perlu mendengarkan kami, " ujarnya.