REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, pemberitaan yang menyatakan satu warga negara Indonesia (WNI) ditangkap di Iran karena terkait ISIS tidak terkorfirmasi.
"Kami sudah bicara dengan dubes kita di Teheran, tidak ada info soal itu, kami selalu verifikasi segera," kata Retno, usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan wakil perdana menteri Vietnam di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (25/6).
Retno menegaskan bahwa pihaknya sudah melakukan pelacakan pada sumbernya dan hingga saat belum dapat dikonfirmasi mengenai pemberitaan yang menyatakan satu WNI tertangkap terkait ISIS. Sedangkan terkait 52 WNI yang tertangkap di Cina karena terlibat narkoba, Retno mengungkapkan masih dalam tahap pendalaman. "Kami akan dalami dulu," ucap Retno.
Dalam pemberitaan sebelumnya, pemerintah Cina menahan 52 WNI terkait penyalahgunaan dan penyelundupan narkoba, di mana tujuh di antaranya telah ditahan aparat hukum Cina. Menurut keterangan KBRI Beijing, dari tujuh yang ditahan pihak keamanan Cina, satu di antaranya tengah menunggu proses pengadilan.
Sementara itu di wilayah kerja Konsulat Jenderal RI di Guangzhou, mencatat terdapat 45 WNI yang terkait tindak kejahatan narkoba. "Mereka terdiri atas 28 wanita dan 17 pria. Sebagian besar mereka menjadi kurir narkoba. Usia mereka rata-rata masih sangat muda," kata Konjen RI Guangzhou Ratu Silvy Gayatri, Rabu (24/6).
Pada kesempatan lain, Duta Besar RI untuk Cina merangkap Mongolia, Soegeng Rahardjo mengatakan pihaknya senantiasa melakukan imbauan agar para WNI di Tiongkok, tidak terlibat dalam tindak kejahatan narkoba. "Rata-rata memang sebagai kurir, jadi ini memprihatinkan sekali," tukasnya.
Sementara itu Komisi Nasional Pengendalian Narkotika (NNCC) Cina menyatakan, Cina telah menahan 1.832 warga negara asing yang terlibat penyelundupan narkoba selama 2014.