Jumat 26 Jun 2015 13:49 WIB

Waspada, Mi Gepeng Berformalin Beredar di Pasar Tradisional

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Karta Raharja Ucu
mi berformalin (ilustrasi)
Foto: IST
mi berformalin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi menemukan makanan yang mengandung zat berbahaya. Penemuan itu didasarkan hasil inpeksi mendadak (sidak) yang dilakukan ke pasar tradisional dan modern Jumat (26/6).

Sidak ini dipimpin langsung Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Sukabumi Hanafie Zain. Target pertama sidak yakni Pasar Gudang Kota Sukabumi. Di pasar ini petugas mengambil sebanyak 12 sampel makanan seperti mi gepeng, mi aci, bakso, dan daging sapi.

"Makanan mi gepeng setelah di tes langsung mengandung formalin," ujar Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz kepada wartawan.

Sementara sampel mi aci negatif mengandung formalin. Selain mi gepeng yang mengandung formalin kata Muraz, sampel makanan lainnya yakni terasi mengandung bahan pewarna berbahaya Rhodamin. Dari temuan tersebut kata dia maka pemkot akan meminta produk makanan tersebut ditarik dari peredaran di pasar.

Petugas juga lanjut Muraz akan menelusuri produsen yang membuat makanan mi dan terasi tersebut. Pembuat produk makanan nantinya akan dipanggil Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) untuk diberi peringatan.

"Jika setelah diberi peringatan tidak berubah, maka akan dilaporkan ke kepolisian," ujar Muraz. Tindakan tegas diperlukan sebagai upaya pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.

Muraz mengungkapkan, pemeriksaan makanan ini dilakukan ke sejumlah pasar tradisional dan pasar modern. Pemeriksaan khususnya terhadap bahan makanan yang mengandung formalin atau boraks, zat pewarna yang digunakan dan masa kadaluarsa makanan tersebut.

Pemeriksaan juga lanjut Muraz, dilakukan terhadap daging yang mengandung celeng. Di samping itu petugas memeriksa kualitas daging layak konsumsi atau tidak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement