REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait mengatakan, kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan terhadap Engeline Margriet Megawe bertujuan memberikan pendidikan. Hal itu diungkapkan ibu angkat Engeline, Margriet Christina Megawe saat berdialog dengan Arist beberapa waktu lalu.
"Saat ditanya tentang dugaan kekerasan yang dilakukannya, Ibu Margriet mengatakan bahwa dia memang pernah memarahi dan mencubit Engeline. Beliau berkata kedua hal itu dilakukan untuk mendidik," kata Arist saat dihubungi ROL, Jumat (26/6).
Margriet, kata dia, juga mengaku pernah meneriaki Engeline. Dirinya beralasan, semua yang sudah dilakukan sebagai salah satu proses mendidik anak.
Berdasarkan pengakuan Margriet itulah pihak Komnas Perlindungan Anak mulai mencurigai adanya ketidakberesan dalam kasus hilagnya Engeline. Sebab, Arist menilai cara mendidik anak yang ditetapkan Margriet sepenuhnya salah.
"Sejak pertama kali mengawal kasus ini, kami sudah curiga bahwa Engeline tidak hilang begitu saja. Ada persekongkolan di antara para penghuni rumah Margriet," tutur Arist.
Seperti diketahui, sejak awal Komnas PA sudah mencurigai Engeline dibunuh oleh keluarga angkatnya sendiri. Hal itu berdasarkan kunjungan Arist ke kediaman Engeline di Jalan Sedap Malam, Denpasar Bali pada akhir bulan lalu.
Saat itu, Arist mengaku mencium bau anyir dari rumah tersebut. Bau itu semakin menjadi ketika dia masuk ke kamar tidur Margriet.