Sabtu 27 Jun 2015 10:08 WIB

SBY Bicara Perdamaian Dunia di World Peace Forum

Presiden Republik Indonesia (RI) ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Presiden Republik Indonesia (RI) ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Mantan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menjadi pembicara dalam Forum keempat Perdamaian Dunia (World Peace Forum/WPF) di Beijing, Sabtu (27/6). Dalam forum tersebut Yudhoyono sebagai tamu kehormatan berbicara tentang kekuatan utama kerja sama keamanan, bersama mantan perdana Menteri Perancis Dominique de Villepin dan mantan perdana menteri Jepang Yukio Hatoyama.

Yudhoyono tampil dalam panel pertama forum yang digagas kali pertama pada 2006 di Shengen. Pada tahun ini WPF digelar dengan tema "Overcome Difficulties: Understanding, Consultation, and Reciprocity. Selain Yudhoyono tampil pula mantan perdana menteri Australia Kevin Rudd dengan materi kerja sama keamanan Asia Pasifik dan mantan sekretaris Dewan Keamanan Federal Federasi Rusia Igor Ivanov yang tampil dalam topik Eropa Dan kerja sama keamanan internasional.

Wakil Presiden Cina Li Yuanchao dalam pidato pembukannya mengatakan masalah keamanan yang kompleks, dengan beragam latar belakang menjadi fokus masyarakat internasional. Konflik dan sengketa terjadi di beberapa kawasan dunia. Karena itu, kerja sama internasional sangat diperlukan untuk mencari solusi dengan melibatkan banyak pihak, baik pemerintah, swasta, lembaga non pemerintah, praktisi dan pelaku serta ahli masalah keamanan.

WPF bertujuan menjalin kerja sama internasional, dengan saling bertukar pandang dan pengalaman guna mendapatkan ide baru, konsep dan pendekatan baru, untuk menciptakan stabilitas dan perdamaian dunia.

Pada saat yang bersamaan sejumlah negara juga menghadapi tantangan yang tidak kalah penting untuk menjadi perhatian bersama seperti krisis ekonomi, terorisme, perubahan iklim, kesenjanagan kesejahteraan, wabah penyakit, seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS).

"Asia merupakan salah satu kawasan yang sangat dinamis, dan sangat menjanjikan dan kini terus berproses untuk menuju integrasi Asia. Kita harus mempercepat integrasi Asia atas dasar kepentingan bersama untuk masa depan lebih baik," kata Li Yuanchao.

Begitu pun dengan kawasan lain di dunia, yang terus tumbuh dan berproses menuju integrasi atas kepentingan bersama, dan saling menguntungkan demi kemakmuran bersama, seperti di Eropa, Afrika, bahkan Amerika Serikat dan negara-negara G-20 menjadi mekanisme yang penting bagi perdamaian dan keamanan dunia.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement