Sabtu 27 Jun 2015 16:05 WIB

Menteri-Menteri Jokowi Lebih Patuh pada Ketum Parpolnya?

Rep: Issha Harruma/ Red: Karta Raharja Ucu
Kabinet Kerja era Jokowi-JK.
Foto: AP Photo/Dita Alangkara
Kabinet Kerja era Jokowi-JK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PAN Yandri Susanto mempertanyakan peran Jokowi dalam mengoordinir menteri Kabinet Kerja. Menurut Yandri, silang pendapat yang terjadi antarmenteri menunjukkan adanya koordinasi yang lemah.

"Gimana leadership Jokowi? Jangan semata salahkan menteri-menterinya. Jangan-jangan ini menteri Jokowi lebih patuh pada ketua umum parpolnya dibandingkan sama Jokowi," kata Yandri dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (27/6).

Anggota Komisi II DPR itu mengatakan, Jokowi seharusnya dapat lebih berperan dalam mengoordinir para menterinya. Jika benar akan melakukan perombakan kabinet, Yandri berharap Jokowi dapat memilih menteri yang lebih baik. Dan tentunya lebih patuh padanya, bukan pada parpol si menteri.

Ia pun berharap, mantan gubernur DKI Jakarta itu dapat terlepas dari tekanan parpol pengusungnya. Khususnya dalam hal bagi-bagi jatah kursi. "Jokowi tidak perlu lihat latar belakang parpolnya, dia parpol mana. Tunjuk orang yang bisa bekerja dan patuh pada presiden. Itu yang penting. Pilih kader terbaik bangsa," ujarnya.

Isu perombakan sejumlah menteri dalam Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla (JK) terus memanas. Jokowi pun telah memerintahkan seluruh menterinya membuat laporan pencapaian kinerja selama enam bulan terakhir, serta rencana kerja untuk enam bulan ke depan. Hasil laporan tersebut menjadi rujukan dalam mengukur kinerja para menteri.

Selain rapor, Jokowi juga menerima masukan dari Kantor Staf Presiden mengenai kemajuan program setiap kementerian. Melalui pertimbangan tersebut, Jokowi mengaku sudah memiliki penilaian terhadap para menterinya, yakni ada yang berwarna merah, kuning dan hijau.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement