REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Belakangan ini di Indonesia marak peristiwa-peristiwa kejahatan seperti pemerkosaan di kendaraan umum, tindak pidana pencabulan anak, serta tindak pidana pembunuhan dengan motif sepele. Menurut anggota MPR RI, Riski Sadig, saratnya kejadian-kejadian semacam itu adalah pertanda semakin menipisnya nilai-nilai ketuhanan.
"Tindak pidana kekerasan dan pembunuhan yang makin marak tersebut adalah indikasi makin menipisnya nilai-nilai ketuhanan yang merupakan nafas dari sila pertama Pancasila (Ketuhanan yang Maha Esa) dan juga sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab”," ujar Riski Sadig dalam siaran persnya, Sabtu (27/6).
Riski berbicara pada sambutannya dalam Kegiatan Tatap Muka Masyarakat bertajuk sosialisasi dan dialog publik tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika Kegiatan itu diselenggarakan di Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur, yang dihadiri peserta berjumlah 150 orang, antara lain Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Kediri dan para tokoh masyarakat Kabupaten Kediri, termasuk kelompok pengajian, serta kalangan mahasiswa dan pelajar.
"Pemahaman dan pengamalan Pancasila harus kembali ditumbuh kembangkan sejak dini sejak di lingkungan keluarga, tentu dengan pola yang disesuaikan dengan situasi kekinian dan sistem peraturan perundangan yang berlaku saat ini," tambah Riski, yang merupakan anggota DPRI Ri dapil Jatim VI meliputi kabupaten Kediri, Blitar, dan Tulungagung.
Sementara itu, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, A Babusssalam, dalam sambutannya menyampaikan dalam rangka bulan Ramadhan ini sudah selayaknya umat Islam bersujud memohon ampunan atas segala kesalahan dan kekhilafan yang telah dilakukan selama ini. "Selain itu kita semua harus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Saatnya pula menjadi momentum kita menjauhi hal-hal yang mendekati maksiat dan kemudharatan," ujarnya.