REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Sebagian warga di wilayah Kecamatan Sepaku dan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur hingga kini masih kesulitan mendapatkan pasokan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat.
"Kami terpaksa membeli air bersih dengan harga Rp 60 ribu per 1.000 liter untuk keperluan memasak dan minum," kata seorang warga Semoi Dua, Kecamatan Sepaku, Anik (34), ketika dihubungi di Penajam, Sabtu (27/6).
Kekurangan air bersih tersebut sudah terjadi sejak lama. Kondisi yang sama juga dialami warga Tengin Baru, Kecamatan Penajam. Selain itu, tambah Anik, warga Kecamatan Babulu yang berada di Desa Rawa Mulia dan Labangka Darat juga masih bergantung pada air tanah yang terkadang kering saat musim kemarau.
"Hanya sebagian wilayah di Kecamatan Sepaku yang teraliri, sehingga tidak semua kelurahan bisa menikmati air bersih dari PDAM. Kami berharap ada upaya dari pemerintah daerah, sebab selama ini warga hanya bisa memanfaatkan air tanah," katanya. "Namun, saat musim kemarau tanah mengering, sehingga warga tidak mendapatkan air. Kalaupun ada airnya, tidak layak konsumsi karena keruh dan berkarat."
Direktur PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara, Misdianto saat dikonfirmasi terpisah mengakui pelayanan air bersih memang belum merata, sehingga ada beberapa daerah pelosok yang belum terjangkau pelayanan.
"Distribusi air bersih memang belum merata dan kurang maksimal karena ada kendala teknis, seperti jaringan pipa yang belum terpasang di sejumlah daerah pelosok, termasuk di beberapa daerah di wilayah Babulu dan Sepaku," katanya.
PDAM masih menyusun perencanaan untuk membangun instalasi pengolahan air "water treatment plant" (WTP) dengan kapasitas produksi 50 sampai 60 liter perdetik.
Misdianto berharap pembangunan WTP tersebut dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat yang ada di wilayah Sepaku dan Babulu.
Pemkab Penajam Paser Utara telah merencanakan pembangunan WTP perdesaan tersebut pada 2016, mendatang. Selain pembangunan WTP perdesaan, tambah dia, PDAM juga telah menyusun "detail engineering design" atau rancangan teknis pengadaan jaringan pipa di sejumlah desa, termasuk di Kecamatan Sepaku dan Babulu.
"Kami sudah susun perencanaan pemasangan jaringan pipa, tapi untuk pendanaan pemasangan pipa tersebut kami masih mengusulkan ke APBD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan APBN," ungkap Misdianto.