Sabtu 27 Jun 2015 23:26 WIB

PLO Diskusikan Pemerintahan Baru dengan Hamas dan Jihad Islam

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ilham
Anggota Hamas
Foto: ap
Anggota Hamas

REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM -- Sebuah komite yang dibentuk Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mulai menggelar pembicaraan dengan Hamas dan Jihad Islam tentang penyatuan pemerintahan nasional.

Anggota Komite Eksekutif PLO, Hanna Amireh mengatakan, pelibatan Hamas dan Jihad Islam ditujukan agar keduanya bisa terlibat dalam pemerintahan baru, demikian dilansir Maan News, Sabtu (27/6).

Amireh mengungkapkan, jika negosiasi dengan Hamas gagal, pemerintahan baru tetap bisa terbentuk tanpa organisasi itu.

Presiden Mahmoud Abbas akan memutuskan siapa yang akan terlibat dalam pemerintahan baru Palestina mendatang. Meski begitu, belum ada individu-individu yang diseleksi untuk itu.

Komite yang diketuai petinggi senior Fatah, Azzam al-Ahmad diberi waktu sepekan untuk berdiskusi dengan berbagai kalangan. Amireh mengaku tambahan waktu bisa diberikan jika perlu.

Ide penyatuan Pemerintahan Palestina muncul awal bulan ini dalam pertemuan tahunan Fatah meski masa pemerintahan belum selesai. Hamas menyayangkan aksi sepihak ini dan menyebutnya pelanggaran atas Kesepakatan Kairo 2012 lalu antara Fatah, Hamas, dan Dewan Nasional Palestina.

Isu ini sudah pernah bergulir sebelumnya dan berulang kali pula gagal. Jika wacana pergantian kabinet jadi dilakukan, pemerintah baru diharapkan bisa memunculkan struktur baru yang berbeda.

Amireh mengklaim, Hamas memberi persetujuan bersyarat untuk pembentukan pemerintahan baru. Namun, Amireh menolak menyebut siapa yang memberi persetujuan itu.

Sebelumnya, Hamas menyampaikan PLO adalah organisasi terpisah dari pemerintah. Hamas mengajak semua organisasi pergerakan untuk kembali memulai dialog.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement