REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Perdana Menteri Tunisi Habib Essid mengumumkan peningkatan keamanan setelah serangan terhadap sebuah tempat wisata di Sousse. Essid mengatakan, ia juga akan mengerahkan tentara cadangan ke sejumlah situs arkeologi dan tempat wisata.
BBC News melaporkan, Ahad (28/6), Essid dalam konferensi persnya di Tunis mengatakan beberapa masjid di luar kontrol pemerintah yang dianggap menyebarkan racun akan ditutup.
Ia juga bersumpah akan meluncurkan tindakan keras melawan pihak atau kelompok yang bertindak di luar konstitusi. "Negara ini berada di bawah ancaman, pemerintah berada di bawah ancaman," kata Essid.
Serangan mematikan terjadi Jumat (26/6) di kawasan wisata pantai di Sousse, Tunisia. Insiden penembakan yang diklaim dilakukan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), menewaskan lebih dari 38 orang yang mayoritas merupakan turis mancanegara.
Ini merupakan serangan besar kedua pada wisatawan di Tunisia sejak Maret, saat militan menewaskan 22 orang asing di Museum Bardo di Tunis. Pascaserangan, wisatawan berduyun-duyun ke bandara Enfidha dekat Sousse, Sabtu (27/6) mereka meminta untuk dipulangkan ke negara masing-masing.
Para pejabat setempat mengatakan, lima belas korban tewas berasal dari Inggris. Sementara pelaku diidentifikasi sebagai Seifeddine Rezgui, seorang mahasiswa. Ia ditembak mati pihak keamanan.