REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para menteri dari partai politik dinilai kerap membawa agenda sendiri dan kelompok yang mengakibatkan kinerja pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla anjlok.
Hal ini berbeda dengan menteri nonpartai politik atau profesional yang bekerja atas dasar agenda Nawacita atau arahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan, kalau dilihat secara keseluruhan, kompetensi dan kualitas menteri Kabinet Kerja ini sama.
Menteri dari parpol dan profesional memiliki kecakapan yang kompetensi yang sama. Namun, hal yang membedakan mereka adalah agenda kerja yang dibawa dan diterapkan.
Para menteri dari partai politik, kata Ray, kerap membawa agenda sendiri dan partai serta kelompoknya. “Para menteri dari partai politik bekerja dengan agenda sendiri-sendiri dan tidak tunduk pada agenda kerja dan arahan Presiden atau pada Nawacita. Ini sangat berbahaya,” katanya di Jakarta, Ahad (28/6).
Sementara menteri non-parpol atau dari kalangan profesional, lanjut Ray, bekerja atas dasar arahan, agenda, dan program Nawacita Joko Widodo. “Mereka bisa diarahkan oleh Jokowi dibandingkan menteri dari parpol,” katanya.