Senin 29 Jun 2015 11:02 WIB

Suku Bunga UKM Diturunkan Untungkan Jabar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Satya Festiani
Suku bunga kredit/ilustras
Foto: ist
Suku bunga kredit/ilustras

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menyambut baik penurunan suku bunga bagi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Penurunan tersebut dinilai akan sangat menguntungkan Jabar karena jumlah UKM-nya paling banyak di Indonesia.

"Suku bunga UKM akan diturunkan menjadi 9 persen, kami menyambut baik. Sebab, suku bunga ini pasti akan menggairahkan UKM kita," ujar Heryawan kepada wartawan belum lama ini.

Menurut Heryawan, UKM saat ini memang kurang bergairah. Karena, kredit perbankan Indonesia tidak berpihak pada para pengusaha menengah. "Ini dipandang tidak adil. Kalau pinjaman besar dikasih bunga kecil, tapi bagi UKM malah bunganya besar," katanya.

Heryawan mangatakan, Ia sudah melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pertemuan yang digelar belum lama ini telah membahas suku bunga UKM dan pinjaman biasa.

"Sekarang disamakan bahkan lebih rendah dari bunga besar. Saya menyambut baik program ini," katanya.

Di Jabar, kata Heryawan, pengusaha UKM paling banyak. Sehingga dengan kemudahan ini para UKM dapat bergairah. Sebetulnya, Jabar sudah mengawali keberpihakan kepada pelaku UKM dengan menerjunkan program Kredit Cinta Rakyat (KCR).

"Kami, sudah mengawali dengan KCR. KCR kami, 8,5 persen," katanya.

Berbeda dengan kredit UKM, kata dia, KCR nilai pinjamannya diatas Rp 50 juta. Sementara UKM, batas maksimalnya bisa ratusan juta. "Saya kira mirip-mirip. Sehingga bagi usaha-usaha baru, usaha-usaha kecil makin banyak lagi minatnya," katanya.

Dengan penurunan suku bunga UKM ini, kata dia, akan berdampak pada perkembangan industri. Jika industri kecil dan menengah tumbuh dengan baik, maka industri di Indonesia akan semakin kokoh.

"‎Kalau kokoh, kita bisa bersaing dengan barang dari luar," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement