Sabtu 23 Apr 2022 19:14 WIB

Keutamaan dan Keistimewaan Shalat Tarawih

Keutamaan dan Keistimewaan Shalat Tarawih

Red:

Tarawih merupakan pengabdian, ketundukan, dan kepatuhan hamba kepada Allah SWT. Masjid di bulan Ramadhan menghadirkan pemandangan yang menyentuh hati.

Umat Islam tampak berlomba-lomba menda tangi masjid saban panggilan shalat lima waktu datang. Tidak cuma ibadah wajib saja, Muslim juga tampak semangat menjalankan ibadah sunah. Salah satunya shalat Tarawih berjamaah.

Baca Juga

Apa saja rahasia di balik shalat Tarawih? "Ramadhan bulan penuh pahala. Orang yang shalat Tarawih otomatis mendapat pahala berlipat ganda," kata KH Ma’ruf Amin.

Shalat Tarawih mengandung makna filosofis. Shalat Tarawih merupakan bentuk pengabdian, ketundukan, dan kepatuhan hamba ke pada Sang Pencipta, Allah SWT.

Apalagi, ibadah ini hanya disediakan Allah pada bulan Ramadhan. "Ganjaran pahala ibadah sunah di bulan Ramadhan setara dengan ibadah wajib," ujar Kiai Ma’ruf.

Tidak cuma soal pahala, shalat Tarawih juga mengandung manfaat sosial. Shalat Tarawih menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk memperat tali silaturahim. Sebab, Muslim bisa saling bertemu muka di dalam masjid.

Manfaat lain dari shalat Tarawih adalah kesehatan. Jumlah rakaat shalat Tarawih yang terdiri dari 11 rakaat dan 23 rakaat bisa membuat umat lebih sehat. Sebab, sesungguhnya gerakan shalat tidak kalah hebat dengan olahraga.

Shalat Tarawih tidak perlu terlalu cepat. Sebab, gerakan-gerakan shalat harus diikuti dengan tuma’ninah. Bacaan shalat juga harus dilafazkan dengan tartil, tidak boleh terburu-buru.

KH Athian Ali mengajurkan umat Islam tidak meninggalkan shalat Tarawih selama bulan Ramadhan. Sebab, hukum shalat Tarawih adalah sunah muakad.

Shalat Tarawih berjamaah di masjid lebih utama ketimbang sendiri. Sebab, hal itu sama saja dengan memakmurkan masjid. Selain itu, shalat berjamaah di masjid juga bisa merekatkan silaturahim sesama Muslim.

Kiai Athian mengatakan, perbedaan rakaat shalat Tarawih tidak perlu diper soalkan. Dia menyatakan shalat Tarawih 11 rakaat maupun 23 rakaat sama-sama memiliki dalil.

Bahkan, Imam Malik membolehkan ibadah shalat Tarawih dilakukan 43 rakaat. "Persoalan tersebut tidak perlu dibesarbesarkan. Setiap pendapat memiliki dasar hukum dan keyakinan masing-masing," ujarnya.

Kiai Athian mengajurkan Muslim tidak melewatkan ibadah shalat Tarawih di malam hari. Hal ini agar Muslim tidak melewatkan malam Lailatul Qadar (malam seribu bulan).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement