REPUBLIKA.CO.ID, PAMENGKASAN -- Bupati Pamekasan, Achmad Syafii mengajak ulama dan tokoh masyarakat setempat mewaspadai praktik prostitusi dalam jaringan atau daring. Sebab, jenis penyakit masyarakat ini kini kian marak.
"Saat ini praktik prostitusi online mulai marak, termasuk di Pamekasan ini," katanya dalam acara Safari Ramadhan yang digelar di Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Senin (29/6) malam.
Maraknya praktik prostitusi daring atau online ini, kata dia, merupakan dampak dari kemajuan teknologi. Para PSK kini tidak lagi menjajakan dirinya di tempat-tempat khusus, akan tetapi cukup melalui jejaring sosial, atau melalui sambungan telepon.
Jenis prostitusi seperti ini, tidak lagi menggunakan perantara (germo) melainkan secara langsung. "Makanya, kami meminta agar para tokoh ulama, tokoh masyarakat yang ada di sini, ikut berperan aktif memawaspadai hal ini," katanya.
Bupati dalam kesempatan itu juga meminta agar para orang tua hendaknya memperketat pengawasan kepada anak-anak mereka dengan terus melakukan pendampingan dalam mengakses internet dan nonton televisi. Kebebaran informasi dan perkembangan dunia hiburan melalui layar kaca, kata dia, cenderung tidak seiring dengan upaya pembinaan mental anak-anak.
"Jika anak-anak kita mengunci diri di dalam kamar dan tidak keluar kemana-mana, orang tua jangan membiarkannya. Jangan-jangan dia telah mengakses tontonan terlarang melalui telepon selulernya," kata Achmad Syafii.
Hal lain yang juga disampaikan Bupati Achmad Syafii dalam acara Safari Ramadhan itu bahwa selama Ramadhan ini pemkab telah menyampaikan surat edaran yang berisi ketentuan tentang Ramadhan.
Di antaranya, masyarakat dilarang berjualan di siang hari selama Ramadhan, pentas hiburan dilarang, serta pembatas penggunaan pengeras suara hingga pukul 22.00 WIB. Safari Ramadhan di Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Senin malam ini, merupakan rangkaian kegiatan bupati selama Ramadhan dengan tujuan untuk mendekatkan diri dengan masyarakat Pamengkasan.