REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Calon Kepala Badan Intelijen Negara Letjen TNI (Purn) Sutiyoso akan memperkuat intelijen siber Indonesia karena selama ini perlengkapannya ketinggalan dengan negara-negara lain.
"Saya jelaskan ketinggalan Indonesia saat ini terutama perlengkapan dengan negara barat," katanya di Gedung Nusantara II, Jakarta, Selasa.Hal itu diungkapkan sebelum menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR RI.
Dia mengatakan peralatan intelijen siber Indonesia harus setara dengan negara lain apabila ingin memiliki intelijen yang tangguh dan profesional."Apabila ingin intelijen Indonesia canggih dan profesional maka harus didukung alat-alat memadai dan super canggih," ujarnya.
Dia mengatakan banyak program yang akan dijelaskannya dalam uji kelayakan tersebut termasuk program prioritas yang akan dijalankannya.
Sutiyoso mengaku siap menjalani uji kelayakan tersebut dan dirinya tidak memiliki persiapan khusus.
"Saya antisipasi kira-kira apa yang akan ditanyakan (anggota Komisi I DPR RI). Saya sudah siap sampaikan visi misi sebagai Kepala BIN," katanya.
Sebelumnya Komisi I DPR RI telah menetapkan jadwal pemaparan visi misi calon Kepala Badan Intelijen Negara pada Selasa (30/6) dan uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI pada Rabu (1/7).
"Insya Allah apabila tidak ada halangan untuk calon Kepala BIN pada Selasa (30/6) dan Panglima TNI pada Rabu (1/7)," kata Wakil Ketua DPR RI Hanafi Rais, di Gedung Nusantara II, Jakarta, Senin (29/6).
Dia mengatakan penetapan jadwal itu dilakukan setelah melalui berbagai macam proses mekanisme setelah Presiden mengirimkan surat ke Pimpinan DPR RI.
Menurut dia Badan Musyawarah DPR RI telah menugaskan Komisi I DPR RI untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI dan calon Kepala BIN.