Selasa 30 Jun 2015 15:13 WIB

Merasa Terjajah, PKL Peringatkan Gubernur Ahok

Rep: C93/ Red: Ilham
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Foto: Antara
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI), Ali Mahsun memperingatkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) agar tak neko-neko di Republik Indonesia ini. Dia juga mengatakan, Ahok jangan memaksakan kehendak karena bisa terjadi Raden Wijaya Vs Kubilai Khan Jilid 2.

 

“Apapun resikonya, Nenek moyangku, Nenek Moyang PKL, Nenek Moyang Pribumi Nusantara takkan bergeser atau mundur sejengkal pun menghadang dan mengusir penjajah. Seperti kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang diukir indah oleh Bung Karno dengan membangun Monumen Nasional,” kata Ali yang juga seorang Dewan Pembina PP IPNU, pada rilis yang diterima Republika,Selasa (30/6).

 

Ali juga menuntut Ahok menghentikan ocehannya yang menyatakan PKL preman, PKL nakal-nakal, PKL buat sirup dari air comberan, jualan makanan minuman PKL berbahaya tidak sehat dan lainnya. Menurutnya, malahan Ahok yang mau menembak PKL, mau siram PKL dengan air comberan, senjatai Satpol PP dengan pistol denyut listrik dan lainnya.

 

“Ahok harus ingat, Indonesia bukan negeri apartheid politics. Apa saja perintah Ahok dijalankan aparatur pemerintahan juga tentara dan polisi. Indonesia tetap Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945,” tambah Ali.

 

Ali memperingatkan Ahok agar jangan coba-coba bermain api mengubah "Indonesia, Ke-Indonesia-an dan Ber-Indonesia." Menurutnya, PKL akan bersatu dengan rakyat menghadang dan mengusir Ahok apa pun resiko yang mungkin diterima.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement