REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu pemerintah akan merombak jajaran kabinetnya semakin santer terdengar. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menyatakan reshuffle itu dilakukan untuk meningkatkan kinerja pemerintahan.
"Ya, emangnya yang di reshuffle itu orang baik? Ya tentulah gunanya meningkatkan kinerja-kinerja pemerintah, bukan masalah personal, bukan. Agar kinerja Pemerintah itu baik," kata JK di kantor Wapres, Jakarta, Selasa (30/6).
Lebih lanjut, JK menyebut terdapat sejumlah menteri yang memiliki kinerja yang cukup baik dan kurang baik. Sehingga, para menteri itu dituntut dapat meningkatkan kinerja mereka.
Kendati demikian, JK enggan mengatakan kapan reshuffle terhadap para menteri dalam jajaran Kabinet Kerja akan dilakukan. "Tunggu-tunggu sajalah. Tunggu-tunggulah. Sebelum lebaran, setelah lebaran sama saja," kata JK.
Selain itu, JK juga menyatakan, hingga kini pemerintah belum melakukan komunikasi dengan para petinggi partai politik terkait reshuffle.
Sebelumnya, para ahli ekonomi juga mengusulkan agar dilakukan perombakan pada jajaran menteri untuk memperbaiki kinerja perekonomian. Kendati demikian, masih belum dibahas terkait pencopotan menteri. Namun, Tim Komunikasi Presiden, Teten Masduki mengatakan, perombakan jajaran menteri hanya desas desus. "Belum dibahas di rapat kabinet," kata dia.
Teten juga mengakui, pembahasan dengan para ekonom dilakukan untuk mengetahui kinerja buruk para menteri. Bahkan, Presiden Jokowi disebutnya paham mengenai masalah tersebut.