REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Eddy Ganefo mengurai sejumlah ancaman jika wacana pasar properti asing terealisasi.
"Kalau properti asing ini jalan, harga tinggi cepat sekali naiknya, nanti akan berdampak pada tanah yang ikut naik sehingga rumah murah pasti sulit dibangun," kata dia pada Rabu (1/7). Pada akhirnya, pembukaan pasar properti asing akan mengancam program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah.
Pengembang besar yang jumlahnya hanya segelintir orang berpotensi menghancurkan pasar perumahan murah karena harga tanah akan melonjak tinggi. Akhirnya, rumah murah pun sulit dibangun. Pada akhirnya, masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sulit mencari rumah murah karena pengembang tingkat menengah ke bawah kesulitan membangun dengan harga yang tinggi.
"Jadi, marilah kita duduk sama-sama, pada saat properti komersil sedang lesu, ya mari kita keroyokan di rumah murah yang pasarnya sedang bagus," tuturnya. Jangan sampai membuat properti asing mengancam rumah murah. Sebab bukan hanya pengembang kecil yang akan terancam, tapi juga MBR yang jumlahnya sekitar 60 juta jiwa.