REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) pada Selasa (30/6) mengatakan hampir 10 ribu orang meninggalkan Burundi pada akhir pekan, sebelum negeri itu menutup perbatasannya pada Ahad malam (28/6).
"Pengungsi yang tiba di Rwanda, Tanzania dan Republik Demokratik Kongo mengatakan semua jalan dihalangi dan orang yang dicurigai menuju perbatasan dipaksa turun dari bus," kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq di Markas Besar PBB, New York dengan mengutip laporan UNHCR.
Sebagian pengungsi dilaporkan ditangkap dan harta sebagian dari mereka disita. Di negara tetangga Burundi, UNHCR menyediakan bantuan bagi pengungsi yang baru tiba, termasuk makanan panas, dan membawa mereka ke pusat persinggahan serta tempat penampungan akhir.
Sejak kerusuhan pra-pemilihan umum di Burundi, hampir 144 ribu pengungsi telah meninggalkan negara tersebut. Kebanyakan mereka mengungsi ke negara tetangga Tanzania serta Rwanda. Namun, banyak lagi diduga telah menyelamatkan diri, tapi tidak mendaftarkan diri.
Jumlah resmi terakhir memperlihatkan 66 ribu warga Burundi berada di Tanzania, 56 ribu di Rwanda, 9.038 di Uganda, 11.500 di Republik Demokratik Kongo, dan bahkan 400 orang lagi jauh di Zambia.