‘Kebutaan Membawa Saya Lebih Dekat dengan Alquran’

Rep: c13/ Red: Damanhuri Zuhri

Rabu 01 Jul 2015 13:27 WIB

Tunanetra, Rafiq A Foto: ROL/Fian Firatmaja Tunanetra, Rafiq A

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Rafiq Akbar adalah sosok pria yang terlahir ke dunia ini sebagai manusia normal pada umumnya. Tak ada kecacatan yang miliki kala itu. Namun, kesempurnaan indra penglihatan tak berlangsung lama dirasakan Rafik.

Penglihatan Rafiq harus hilang ketika dia menginjak usia 12 tahun. “Saya buta sejak 12 tahun,” ungkap Rafik kepada Republika beberapa waktu lalu.

Pria berkulit sawo matang ini menceritakan, kebutaan ini terjadi karena ada permasalahan pada matanya. Matanya didiagnosa dokter telah terjadi pelepasan saraf. Sejak itu, matanya tidak bisa digunakan.

Keislaman Rafiq menyatu dalam hidupnya sejak kecil. Untuk itu, hal-hal yang bernuansa agama sudah dia rasakan dan alami bersama keluarga dan orang-orang terdekatnya. Dia juga acapkali bersentuhan dengan Alquran.