REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai insiden jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, awal pekan ini, Presiden Joko Widodo langsung menginstruksikan adanya audit total terhadap Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) yang dimiliki TNI. Audit total ini termasuk dalam hal pemeliharaan dan perawatan Alutsista, terutama yang usianya sudah cukup lama.
Dalam menanggapi permintaan Presiden Joko Widodo, Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, mengungkapkan, TNI sudah menyusun Renstra (Rencana Strategis) pemeliharaan dan perbaikan untuk semua jenis Alutsista. Renstra ini termasuk ke dalam Renstra tahap ketiga pemenuhan MEF (Minimum Essential Force) atau standar minimum kekuatan TNI AU pada 2015-2019. Moeldoko pun mengakui, berdasarkan hasil penyusunan, anggaran yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan Alutsista itu cukup besar.
"Kami sudah susun (Renstra pemeliharaan dan perbaikan), luar biasa besar, anggarannya luar biasa besar, cukup besar. Bahkan, tidak kalah besar dengan pembelian Alutsista yang baru," ujar Moeldoko kepada wartawan usai melakukan penandatangan MoU antara TNI dengan Bakamla di Ruang Tamu Panglima TNI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (2/7).
Meski tidak menyebut anggarannya secara spesifik, namun Moeldoko menyebut Renstra ini sangat penting dalam pendataan dan mengidentifikasi kelayakan Alutsista yang dimiliki TNI. Selain itu, adanya Renstra ini merupakan bentuk perhatian terhadap sarana dan prasarana tempur TNI.
"Jadi agar semua nanti secara detail. Seperti pesawat itu, per itemnya, per menit, per jam, dan per hari pakainya, semua tercatat dengan baik. Ini memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Tapi ya memang harus seperti itu, tidak boleh abai," ujar mantan Pangdam Siliwangi itu.
Moeldoko pun menolak jika disebut selama ini ada pengabaian yang terjadi dalam kelayakan Alutsista. Bahkan, dengan keterbatasan seperti tuanya usia sebuah Alutsista, prajurit TNI di lapangan dengan sabar dan teliti mampu memaksimalkan dan tetap memelihara kelayakan Alutsista tersebut, termasuk adanya pesawat yang sudah tua.
Pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Medan itu merupakan pesawat produksi tahun 1964 atau sudah berusia 51 tahun. Salah satu sorotan penyebab jatuhnya pesawat tersebut adalah lantaran tuanya usia dari pesawat tersebut. Kendati begitu, peristiwa jatuhnya pesawat Hercules dengan nomor registrasi A-1310 itu tetap menjadi bahan evaluasi buat TNI.
"Tentu, kami akan melakukan evaluasi menyeluruh. Proyeksi anggaran pemeliharaan itu juga yang jauh lebih penting," ujar Panglima TNI.
Sementara terkait besarnya anggaran yang sudah disiapkan Pemerintah untuk operasional TNI, termasuk salah satunya pemeliharaan dan perbaikan Alutsista, Moeldoko menyebut, sudah ada kucuran dana sekitar 101 triliun rupiah untuk kebutuhan tahun depan.
"Tahun 2016 sudah ter-deploy kurang lebih Rp 101 triliun dan sudah dibagi-bagi antara lima unit organisasi TNI," kata mantan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) itu.