REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Beban puncak listrik siang hari di Jabar diprediksk mengalami penurunan menjelang lebaran nanti. Mulai H-10 lebaran beban cenderung menurun. Diprediksi, beban puncak kembali normal pada H+10. Hal ini terjadi, karena industri, perkantoran dan sebagian pelanggan komersial sudah meliburkan aktivitasnya.
Menurut General Manager PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB), Djoko R Abumanan, pada siang hari beban puncak biasanya berada di kisaran 6.500-6.700 MW. Pada H-5 sampai H+5 lebaran, akan turun menjadi 2.700-4.800 MW. Begitu juga, pada malam hari turun dari 7.100 MW pada bulan sebelumnya menjadi 4.500-6000 MW pada H-5 sampai H+5.
"Tapi, ada beberapa kawasan non industri yang diprediksi mengalami beban puncak," ujar Djoko kepada wartawan, Kamis (3/6).
Djoko mengatakan, daerah yang diprediksi beban puncaknya naik di antaranya Tasikmalaya, Garut, Cianjur, dan Sumedang. Pada saat lebaran, diprediksi beban puncaknya mencapai 4.559 MW sedangkan daya mampunya 17.854 MW.
Untuk menjaga pasokan listrik, kata dia, selama bulan ramadhan dan lebaran tahun ini, PLN DJBB telah melakukan berbagai langkah. Yakni, selama periode H-15 sampai H+15 PLN DJBB meniadakan semua kegiatan pemeliharaan listrik. Karena, mengakibatkan pemadaman.
Langkah lainnya, kata dia, PLN DJBB menyiapkan Posko Siaga sebanyak 348 Posko. Jumlah personil yang disiagakan, mencapai 2.832 orang yang secara 24 jam melayani pelanggan. PLN pun, menyiapkan sarana pendukung berupa kendaraan pelayanan teknik sebanyak 434 unit, trafo mobil 58 unit, mobil crane 23 unit, mobik deteksi gangguan 10 unit, dan genset 1 sampai 100 KVA 87 unit.
Khusus untuk masyarakat yang mudik, kata Djoko, di wilayah Jabar PLN pun menyediakan 21 Posko yang dapat disinggaho sebagai tempat istirahat. Lokasinya, di kantor pelayanan/rayon/area PLN di beberapa daerah. Di antaranya, Kandang Haur, Pengenan, Limbangan, Malangbong, Cilawu, Cipayung, Cileungsi, Majalengka, Jatiwangi, Cikampek, Leles dan Sumedang.