REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA-- Suasana duka menyelimuti rumah duka korban kecelakaan pesawat Hercules C-130 milik TNI AU yang jatuh menghantam pemukiman warga di Jalan Jamin Ginting, Medan, Selasa (30/6). Ibu dan kerabat korban sedang menunggu kedatangan jenazah almarhum Anjar Dea Okisa (20 tahun) putra dari Pelda Endang Sunarli (51).
Ibu korban, Tuti (46) mengatakan, rencananya Alm Anjar akan diantar ke kampung halamannya di Kampung Nanggewer, Desa Nanggewer, Kacamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya. Saat ini ibu dan kerabat Alm Anjar sedang menunggu kabar dari petugas yang mengantarkan jenazah Alm Anjar.
Tuti mengaku, ia mendapat kontak terakhir dari Anjar pada Selasa (30/6) dini hari. Sekitar pukul dua Anjar yang sudah tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta menelpon. "Saya bilang hati-hati di perjalanan dan berdoa sebelum berangkat," ujar Tuti kepada Republika, Kamis (2/6).
Tuti mengaku, pertama kali ia mengetahui pesawat yang ditumpangi anaknya jatuh, ia dapat kabar dari suaminya Pelda Endang yang bertugas di Lanud Ranai, Natuna Kepulauan Riau. Tuti menceritakan, waktu suaminya sedang di Masjid mendapatkan kabar. Kemudian langsung menelpon Tuti dan mengabarkan kejadiannya.
Tuti menjelaskan, tujuan Anjar pergi ke Lanud Ranai untuk mengunjungi orang tuanya yang tinggal di Ranai. Kampung halaman Anjar memang di Tasikmalaya, tapi keluarganya telah tinggal lama di Natuna. Saat ini ibu dan kerabat korban menggelar doa bersama sambil menunggu kedatangan jenazah Alm Anjar ke kampung halamannya.
Sebelumnya, pesawat yang dipiloti yang Kapten Sandy Permana lepas landas dari Pangkalan Udara Suwondo, Medan pada pukul 11.48 WIB. Tujuan pesawat Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Sayangnya pesawat yang tengah menempuh rute Lanud Soewondo–Pangkal Pinang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan setelah beberapa saat lepas landas