REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktifis antikorupsi dari Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, persepsi negatif terhadap Polri hingga saat ini masih tinggi. Menurut Dahnil, selalu terdapat cerita tidak baik terutama yang berkaitan dengan praktek suap.
"Komitmen Kapolri dulu yang ditagih untuk memperbaiki integritas anggota polisi," ujar Dahnil saat dihubungi Republika, Kamis (2/7).
Dahnil menjelaskan, kunci memperbaiki kinerja polisi yaitu perlu meningkatkan integritas kepolisian. Sebab, dalam praktek di lapangan, kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kepolisian selalu rendah. Misalnya dalam pengurusan SIM.
Menurut Dahnil, praktek mafia hukum di tubuh Polri tidak akan terjadi bila integritas polisi diperbaiki. Untuk itu, wacana mendorong reformasi kepolisian harus dilakukan sungguh-sungguh.
Presiden, kata Dahnil, bisa menjadi penggerak utama mereformasi kepolisian. Karena presiden merupakan atasan dari kepolisian.
Regulasi yang ketat, menurut Dahnil, langkah jangkah pendek yang harus diambil oleh Kapolri. Kapolri juga harus memberikan hukuman disipli dan pidana secara tegas kepada anggota polisi yang terlibat mafia hukum.
Sedangkan untuk jangka panjang, Polri harus memperbaiki proses rekrutmen yang bersih dan transparan. "Presiden harus melakukan reformulasi institusi kepolisian dengan cara menyatukannya dengan Kemendagri," kata Dahnil.
Kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar mafia hukum di tubuh polri diberantas. Selain itu, polri harus mengedepankan pelayanan terhadap kelompok minoritas.