REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengungsi Rohingya yang berada di Aceh sebentar lagi akan mendapatkan tempat hunian lebih layak. Koordinator Program Integrated Community Shelter (ICS) Aksi Cepat Tanggap (ACT) Blang Adoe, Aceh Utara, Rahadiansyah yang akrab disapa Anca mengatakan pengungsi tidak bisa terus berada di Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemda Aceh Utara.
"Kalau tinggal di BLK tidak akan membuat pengungsi Rohingya merasa nyaman. Kami ingin memanusiakan mereka dengan memindahkan ke ICS Blang Adoe," kata Anca di ICS, Blang Adoe, Aceh Utara, Kamis, (2/7).
Di BLK, terang dia, terkadang ibu-ibu Rohingya sering bersitegang. Ia mengasumsikan hal itu disebabkan karena mereka merasa stres karena ditekan oleh negaranya dan bingung akan masa depannya dan anak-anaknya. Maka dari itu, mereka perlu dipindahkan ke tempat yang lebih baik.
Dengan kepindahan ini diharapkan tingkat stres perempuan Rohingya menurun. Sebab di ICS tempatnya lebih baik. Setiap keluarga disediakan satu rumah hunian. Fasilitas di ICS ini, ujar Anca, antara lain terdiri dari 120 rumah hunian dengan ukuran 5x4 meter, asrama laki-laki, asrama wanita, masjid, sekolah, sarana olahraga dan playground.
"Kami sebenarnya ingin memindahkan pengungsi Rohingya ke ICS segera namun pemda lebih memilih memindahkannya setelah Ramadhan, sekitar Agustus," ujarnya.
Pembangunan ICS ini menggunakan dana dari donatur Aksi Cepat Tanggap (ACT). Sedangkan lahannya dipinjami oleh pemda Aceh Utara dengan luas sekitar lima hektar. Pengungsi Rohingya yang akan dipindahkan ke ICS, terang Anca, sebanyak 332 orang. Mereka sudah dipisahkan dari imigran Bangladesh.
"Diharapkan setelah dipindahkan ke ICS, ibu-ibu pengungsi Rohingya bisa melakukan aktivitas memasak. Hidup lebih harmonis satu sama lain sehingga kekerasan bisa dihilangkan," ujarnya.