REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemunculan Gojek, sebagai sebuah alternatif transportasi berbasis teknologi mendapat gesekan cukup keras. Terutama dari tukang ojek yang biasa mangkal.
Bahkan, di salah satu kawasan yang berada di bilangan Jakarta Selatan sudah secara terang-terangan memasang spanduk, Gojek dilarang memasuki wilayah mereka.
Menanggapi hal itu, Nadeem Makarim Founder Gojek menjelaskan bahwa hal itu merupakan tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Itu preman yang sengaja dibayar suatu oknum, kami pun menyelidiki kasus ini dan sudah melaporkannya kepada pihak yang berwajib untuk mengatasinya," katanya kepada ROL Rabu (1/7).
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa setiap pengendara Gojek selalu dibekali dengan nomor satgas untuk mengatur hal tersebut.
"Setiap rider kami dibekali dengan nomor satgas yang mengatur hal ini. Ketika rider kami menelpon, satgas kami pun segera meluncur ke lokasi kejadian," katanya menambahkan.
Untuk anggapan Gojek mematikan penghasilan orang lain, Nadeem membantah dengan keras. "Justru kami membuat Gojek dengan misi kemanusiaan, mengajak para tukang ojek untuk bergabung bersama kami. Karena sebelumnya tukang ojek pangkalan ini belum memiliki penghasilan tetap, jika bergabung dengan Gojek sistem pembagian hasil adalah 80 persen untuk rider dan 20 persen untuk perusahaan jadi rider punya penghasilan tetap." tutup Nadeem.