REPUBLIKA.CO.ID, LANGSA -- Penangan pengungsi Rohingya asal Myanmar yang ditempatkan di Aceh memerlukan perhatian dari semua pihak. Pemerintah Indonesia juga memiliki peranan besar untuk mengatasi masalah imigran yang melibatkan kawasan regional. Pemerintah pusat diharapkan memberikan payung hukum kepada pemerintah daerah di Aceh agar penanganan terhadap pengungsi Rohingya berjalan maksimal.
Menurut Muhammad Djazuli Ambari, ketum Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), penanganan pengungsi Rohingya yang saat ini ditempatkan di Baiyen, Aceh Timur dan Kuala Langsa, menghadapi masalah payung hukum yang belum ada. Hal ini tentu menyulitkan pemerintah daerah di Aceh untuk mewujudkan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan pengungsi rohingya.Padahal masih terdapat sejumlah permasalahan di pengungsian yang mesti ditangani secara cepat untuk mengurangi dampak sosial.
Dikatakan, masalah ini harus menjadi prioritas pemerintah pusat untuk segera diselesaikan agar secepatnya ditetapkan payung hukumnya. Sehingga penanganan pengungsi bisa segera dilakukan dengan semestinya. "BSMI sebagai lembaga kemanusian yang memberikan perhatian terhadap permasalahan kemanusiaan dalam negeri dan mancanegara akan memaksimalkan perannya dalam mencarikan jalan keluar atas kebuntuan payung hukum ini,” ungkap Djazuli di sela-sela buka bersama dengan 300 pengungsi Rohingya dan 400 imigran Bangladesh di Kuala Langsa, Aceh baru-baru ini.
BSMI juga akan terus mendorong pemerintah pusat dan lembaga/instansi yg terkait untuk memperoleh titik temu. Sehingga kedepannya, lanjut Djazuli, payung hukum bagi pemerintah daerah di Aceh dalam penanganan pengungsi dapat berjalan sesuai dengan prinsip prinsip kemanusiaan tanpa melanggar undang-undang ataupun ketentuan yang berlaku.
Pada saat yang sama, BSMI juga memberikan 200 paket alat kebersihan diri bagi anak-anak Rohingya agar selama di pengungsian bisa menjaga kesehatan dan kebersihan. Hingga kini, relawan BSMI Sumatera Utara, BSMI Langsa dan BSMI Banda Aceh masih melayani pemeriksaan kesehatan rutin kepada pengungsi Rohingya melalui posko kesehatan BSMI di Kuala Langsa dan Biyen. Selain pelayanan kesehatan, BSMI juga telah mengupayakan sanitasi air bersih dan toilet di Biyen yang bekerjasama dengan LSM luar negeri.
Untuk bantuan dalam negeri, BSMI menyalurkan paket sembako (beras, gula dan minyak goreng) dan 200 paket kebersihan untuk anak-anak pengungsi erupsi Sinabung di Jambur Korpri, Berastagi, Minggu (28/6). Untuk kebutuhan berbuka puasa dan makan malam, sebanyak 300 paket buka puasa dibagikan kepada pengungsi Sinabung yang sedang melaksanakan kewajiban puasa di bulan Ramadhan.
“Kepedulian BSMI kepada pengungsi Sinabung merupakan program jangka panjang BSMI Sumatera Utara, kita akan terus memantau perkembangan erupsi dan membantu warga sebagai korban Sinabung. Para relawan selalu disiagakan di Kabanjahe dan Medan, jika sewaktu-waktu diperlukan untuk diterjunkan ke lokasi pengungsian,” ujar Ketua BSMI Sumatera Utara, dr Nuryunita Nainggolan, Sp.P (K) usai memberikan paket sembako untuk 1.200 pengungsi di Jambur Korpri melalui penanggung jawab posko.