REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Militer Universitas Padjajaran, Muradi, mengatakan terpilihnya Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) yang baru, Sutiyoso, hendaknya diikuti dengan pembenahan divisi siber lembaga tersebut. Pembenahan dinilai penting untuk mewaspadai potensi penyadapan transaksi elektronik negara.
“Kepala BIN yang baru diharapkan mampu melakukan pembenahan terhadap divisi siber yang sudah ada di lembaga itu. Saat ini, divisi siber sudah ada, tetapi belum dimaksimalkan,” kata Muradi saat dihubungi ROL, Jumat (3/7).
Menurut Muradi, pembenahan ini dinilai penting karena dua hal. Pertama, pertimbangan kemajuan sistem informasi dari sistem cetak-elektronik kepada sistem teknologi informasi (IT). Lewat kemajuan itu, sejumlah dokumen penting negara kini telah berubah format menjadi dokumen elektronik.
Kedepannya, tidak menutup kemungkinan semua dokumen negara akan diformat menjadi dokumen elektronik.