REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat militer dari Universitas Padjajaran, Muradi berharap Panglima TNI terpilih, Jenderal Gatot Nurmantyo, tidak hanya fokus terhadap perbaikan di jajaran angkatan darat (AD).
Ia mengatakan Panglima terpilih diharapkan segera fokus pada pengembangan angkatan laut (AL) dan angkatan udara (AU) sesuai dengan orientasi poros maritim-dirgantara yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
"Panglima TNI terpilih harus sadar betul bahwa dia terpilih di masa transisi orientasi pertahanan. Sekarang yang difokuskan adalah maritim kedirgantaraan, bukan hanya territorial darat saja. Maka jangan sampai hanya fokus membangun angkatan darat," ujarnya saat dihubungi ROL, Jumat (3/7).
Karenanya, Panglima TNI baru diminta membagi fokus terhadap pengembangan AU dan AL. Sejumlah kekurangan yang ada di kedua bagian institusi TNI tersebut harus segera dievaluasi.
Terkait dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista) AU dan AL pun juga harus diperhatikan kondisinya. Muradi mengharapkan kecelakaan yang terjadi terhadap pesawat Hercules C-130 pada Selasa (30/6) lalu, tidak terulang terhadap pesawat udara atau kapal laut Indonesia lainnya.
"Alutsista berusia tua, harus diganti. Meski masih bisa digunakan, alat dan sarana yang sudah tua tetap mengandung risiko dalam penggunaannya. Prajurit-prajurit terbaik bangsa tidak semestinya meninggal karena kecelakaan militer akibat alutsista yang sudah tua," katanya.
Seperti diketahui, Jenderal Gatot Nurmantyo telah disetujui Komisi I DPR sebagai panglima TNI. Sebelumnya, Gatot telah mengikuti tes uji kelayakan dan kepatutan untuk menjadi panglima TNI pada Rabu (1/7). Seluruh fraksi setuju dan meloloskan Gatot sebagai panglima TNI menggantikan Jenderal Moeldoko.