REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF) memutuskan untuk tidak akan meminta pelunasan segera atas pinjamannya untuk Yunani. Meski bukan konsekuensi langsung, hal tersebut terjadi setelah Dana Stabilitas zona euro menyatakan Yunani secara resmi dalam status gagal bayar.
Sebagaimana dilansir APF pada Sabtu (4/7) EFSF membantu mendukung negara-negara zona euro dalam kesulitan, menangani utang Yunani kepada pemerintah-pemerintah zona euro dan mempertahankan posisi pinjaman Yunani 144,6 miliar euro atau 160 miliar dolar AS.
Bos EFSF Klaus Regling mengaku prihatin terhadap kejadian yang menimpa Yunani. Terlebih, ia merupakan lembaga kreditur terbesar bagi Yunani. " "Ini melanggar komitmen yang dibuat oleh Yunani untuk menghormati kewajiban keuangannya kepada para krediturnya,” ujarnya.
Tapi, lanjut dia, juga membuka konsekuensi berat bagi ekonomi masyarakat Yunani. EFSF pun berencana berkoordinasi intens dengan negara-negara anggota kawasan euro, Komisi Eropa, dan IMF untuk sikap terhadap Yunani di masa depan.
Secara keseluruhan, Yunani meminjam 240 miliar euro dari sejumlah pemberi pinjaman. Dana tersebut di antaranya berasal dari Dana Moneter Internasional IMF, Bank Sentral Eropa (ECB) dan sejumlah pemerintahan di Eropa.