REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Pangdam VII Wirabuana Mayjen Bachtiar menjamin, hubungan TNI dan Polri tidak akan retak meskipun rentetan kejadian kriminal di Gorontalo, dikaitkan dengan kedua institusi tersebut.
"Yang terlibat dalam tindakan kriminal ini adalah oknum, personel atau individu, tidak bisa dibawa secara umum bahwa TNI dan Polri berkelahi, tidak bisa," tegasnya saat berkunjung ke Gorontalo, Ahad (5/7).
Menurut Pandam kedatangannya ke daerah tersebut untuk memberi pengarahan kepada prajurit TNI dan Polri, demi membangun harmonisasi TNI dan Polri.
Dia menjelaskan sejauh ini hubungan TNI dan Polri sebagai institusi hukum sudah terbangun dengan baik. Terkait tindak kriminal penikaman yang melibatkan seorang prajurit TNI, Pangdam menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menutup-nutupi kasus tersebut dan akan bertindak tegas kepada anggotanya yang bersalah.
Demikian pula sebaliknya, Pangdam juga meminta agar anggota Polri yang terlibat harus diusut. "Kami tidak akan menutup-nutupi persoalan ini, kita harus jujur dan adil, kalau salah, pasti akan dihukum, apalagi ini sudah menghilangkan nyawa orang," tukasnya.
Selain pengarahan tersebut, Bachtiar mengungkapkan akan ada tindak lanjut berupa kegiatan-kegiatan yang melibatkan prajurit TNI dan Polri secara bersama. "Kami akan lakukan kegiatan olahraga rutin bersama, bakti sosial bersama, ibadah bersama, intinya kita akan bangun kebersamaan," ujarnya.
Sementara itu Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim mengatakan situasi keamanan di daerah tersebut harus pulih secepatnya. "Jika kondisi daerah tidak aman, akan merugikan masyarakat dan pemerintah. Pemerintah tidak fokus pada pelaksanaan pembangunan, dan tentunya akan menghambat investasi di daerah," ujarnya.
Sebelumnya terjadi sederet peristiwa pembacokan terhadap anggota Polri dan TNI dalam beberapa bulan terakhir.