Ahad 05 Jul 2015 16:12 WIB

Pertumbuhan Uang Beredar Mei Lalu Melambat, Ada Apa?

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia mencatat pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 atau uang beredar dalam arti luas pada Mei 2015 mengalami perlambatan. Pada Mei 2015, posisi M2 tercatat sebesar Rp 4.287,7 triliun atau tumbuh 13,4 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan April 2015 yang sebesar 14,9 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, berdasarkan komponennya, perlambatan pertumbuhan M2 tersebut bersumber dari komponen M1 maupun komponen uang kuasi. M1 yakni uang kartal dan giro rupiah, sedangkan uang kuasi adalah simpanan berjangka dan tabungan baik dalam rupiah maupun valas serta Simpanan Giro Valuta Asing.

“M1 dan Uang Kuasi pada Mei 2015 masing-masing tumbuh 8,2 persen (yoy) dan 15,1 persen (yoy), melambat dari 9,0 persen (yoy) dan 16,7 persen (yoy) pada bulan sebelumnya,” jelasnya dalam siaran pers, Jumat (3/7).

Sedangkan, berdasarkan faktor yang mempengaruhi, melambatnya pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh kontraksi operasi keuangan Pemerintah Pusat. Pada Mei 2015, operasi keuangan Pemerintah pusat mengalami kontraksi yang tercermin dari turunnya pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah pusat dari 32,9 persen (yoy) menjadi 25,5 persen (yoy).

Sementara itu, kredit yang disalurkan oleh perbankan tercatat sebesar Rp 3.792,8 triliun, atau tumbuh 10,3 persen (yoy). Pertumbuhan kredit dinilai relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.

Sementara itu, suku bunga simpanan dan kredit perbankan mengalami sedikit penurunan. Pada Mei 2015, suku bunga deposito berjangka 1, 3 dan 6 bulan masing – masing tercatat sebesar 7,85 persen, 8,50 persen dan 8,90 persen, turun dibandingkan 7,96 persen, 8,59 persen dan 8,98 persen pada April 2015. Sementara itu, rata-rata suku bunga kredit juga mengalami sedikit penurunan dari 12,98 persen menjadi 12,96 persen pada Mei 2015.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement