REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Setelah melaksanakan razia cipta kondisi selama enam bulan. Polres Kota Tasikmalaya dan jajarannya berhasil mengamankan 2.000 botol minuman keras (miras) dan 47 ribu petasan. Pada Senin (6/7) kepolisian memusnahkan ribuan botol miras dengan cara menggilasnya menggunakan mobil slender.
Kapolres Kota Tasikmalaya AKBP Asep Saepudin mengatakan, selama razia cipta kondisi yang dilaksanakan sejak awal 2015, jumlah minuman keras menurun sebanyak 40 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya. Yang membedakan razia tahun ini, kepolisian melaksanakannya dengan sesering mungkin.
"Dua ribu botol minuman keras dimusnahkan dan penjualnya kami amankan agar tidak berjualan lagi," kata AKBP Asep kepada Republika, Senin (6/7).
Sebab beberapa tahun sebelumnya para penjual miras yang barang dagangannya disita polisi, mereka mendapatkan ganti rugi dari agen penjual miras. Kali ini AKBP Asep mengatakan, dapat dipastikan agen penjual miras tidak bisa mengganti rugi karena penjual miras diamankan di kantor polisi.
Sementara untuk petasan, kepolisian akan memusnahkannya dengan cara yang aman. AKBP Asep menerangkan, jika petasan direndam kemudian dibuang, petasan tersebut akan kering kembali dan bisa berbahaya. Jadi polisi akan berkoordinasi dengan PT Dahana untuk pemusnahan petasan dengan cara yang lebih aman.
Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman menambahkan, dalam rangka menciptakan Kota Tasikmalaya bebas dari peredaran minuman beralkohol. Pemerintah juga mendukung dan membantu kepolisian dalam memberantas peredaran miras. Satpol PP Kota Tasikmalaya juga kerap melakukan razia miras.
Budi menjelaskan, mereka yang tertangkap sebagai penjual minuman keras, diupayakan untuk dihukum seberat-beratnya. Meski mereka hanya termasuk dalam kategori tindak pidana ringan (tipiring). "Pengedar miras harus digiring agar mendapat hukuman berat supaya jera," ujar Budi.
Budi menegaskan, efek dari miras sangat berbahaya bagi generasi penerus bangsa. Hal tersebut lah yang harus dipertimbangkan. Berangkat dari permasalahan tersebut, Budi mengaku sesegera mungkin akan membuat Peraturan Walikota (Perwalkot) tentang Pengendalian Minuman Beralkohol.
Menurut Budi, penjualan miras akan dilarang dan tidak ada pengecualian. Setelah (Perwalkot) diterapkan, jika ada miras di Kota Tasikmalaya, artinya kehadiran miras tersebut ilegal. Menurutnya, pembuatan Perwalkot tersebut diupayakan selesai bulan ini karena momen Ramadhan dianggap waktu yang paling tepat.